Karateka PON Bali saat berlatih. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pelatih Tim karate Bali di PON XX Papua 2021, Putu Deddy Mahardika mempertanyakan besaran bonus yang diterimanya. Putu Deddy mengantarkan atlet asuhannya menggondol 2 emas dan 2 perunggu, hanya kecipratan bonus Rp 85 juta.

Jumlah ini dinilai tidak sepadan jika dibandingkan dengan pelatih muaythai yang menyumbang 1 perak mendapatkan Rp 70 juta. Deddy, di Denpasar, Kamis (17/2), mengakui, daftar nominal bonus telah disebarkan, berikut cabornya.

Baca juga:  Karateka Lemkari Jatim, Bali dan NTB Gelar Gasyuuku

Ia merinci, trio karateka asuhannya mendapatkan medali perunggu, di nomor kumite beregu. “Terus terang, kami kecewa dengan angka yang disodorkan. Apalagi, penerima bonus dikenakan pajak,” keluhnya.

Ia mengemukakan, 3 karateka di kumite beregu putri, hanya kebagian Rp 30 juta per orang. “Kami ingin tahu rumus yang dipakai patokan, hingga menemukan angka bonus darimana?” tanya dia.

Deddy menegaskan, daerah lain berlomba-lomba memanjakan atlet dengan kucuran bonus berlimpah, plus bebas potongan pajak. Sedangkan Bali justru membebankan pajak kepada si penerima bonus. “Karate Bali tumben menyumbang 2 emas, dan kontingen Bali bercokol di urutan kelima, sayang bonusnya tidak sesuai dengan harapan,” tegas Deddy.

Baca juga:  Sebanyak 60 Persen Kasus COVID-19 Baru Disumbangkan Dua Zona Orange Ini

Sekum FORKI Balim Ardy Ganggas yang juga Litbang KONI, sudah mendengar keluhan besarnya bonus atlet dan pelatih. Karena itu, komplain dari insan olahraga cabor akan diterembuk melibatkan KONI Bali bersama Dispora Bali. “Aspirasi dari atlet dan pelatih yang berjuang di PON Papua, telah ditampung, dan akan dirapatkan, hasilnya tentu angka nominal bonus bakal direvisi,” ucapnya. (Daniel Fajry/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *