DENPASAR, BALIPOST.com – Cabor tarung ingin dipertandingkan kembali di Porjar kabupaten dan kota di Bali, termasuk Porjar tingkat Bali pada 2022 ini. Pasalnya, selama pandemi covid-19 tahun 2020 dan 2021, pelaksanaan Porjar ditiadakan. Akibatnya, patarung cilik tidak bisa berlaga di atas matras. Padahal, Pengprov Keluarga Olahraga Tarung Derajat (Kodrat) bertekad melakukan pembibitan, sehingga muncul patarung barau harapan Bali masa depan.
Hal itu disampaikan Ketua Umum Kodrat Bali Gusti Ngurah Jaka Pratidnya, di Sanur, Minggu (20/2), serangkaian ujian kenaikan tingkat (UKT). Ia mengakui, regenerasi atlet tetap diperlukan, guna melapis petarung Bali yang berlaga di PON XX Papua 2021. Hebatnya lagi, Bali menerjunkan 8 petarung, pulang memboyong 4 emas, 1 perak, dan 3 perunggu. “Dulu kami punya obsesi bagaimana caranya mengalahkan prestasi petarung Jabar, Jatim, dan Jateng,” sebut pria yang akrab disapa Tu Rah Jaka ini.
Setelah Bali menorehkan prestasi gemilang, kata dia, giliran provinsi lain mematok target bagaimana caranya menundukkan Bali, di ajang PON XXI Aceh dan Sumut 2024. “Saya kira hal ini merupakan tantangan berat yang harus dijawab,” terangnya.
Tu Rah Joko sejak 7 tahun silam, punya angan-angan supaya tarung derajat tidak hanya dipertandingkan ke tingkat nasional, tetapi sampai ke kawasan Asia Tenggara.
Terkait hal ini, Ketua Umum PB Kodrat Bambang Soesatyo, menegaskan, pihaknya sudah mempunyai perwakilan di Asia Tenggara, dan tinggal menjajaki 3 negara, yakni Singpura, Brunei Darussalam, dan Kamboja. Yang membanggakan, menurut pria yang biasa dipanggil Bamsoet ini, tarung dearajat diajarkan di Sekolah Tinggi Intelejen Negara (STIN), termasuk beberapa anggota kesatuan di TNI juga berlatih tarung derajat. (Daniel Fajry/Balipost)
