MANGUPURA, BALIPOST.com – Sejumlah tanaman perindang, mulai terpasang di sepanjang ruas jalan Tol Bali Mandara. Kondisi ini membuat tampilan jalan tol diatas perairan segitiga emas Bali Selatan ini, mulai terlihat hijau.
Menurut Assistant Manager Operation & Maintenance PT JBT, I Putu Gandi Ginantra, penghijauan yang dilakukan di Jalan Tol Bali Mandara ini, sudah mencapai progres 90 persen pada minggu ketiga bulan Februari. Yang mana kata dia, untuk penghijauan, dilakukan di median jalan akses masuk gerbang tol Benoa, Ngurah Rai dan Nusa Dua, dengan tanaman bugenvil.
Sedangkan untuk penghijauan di taper tol dilakukan dengan menanam pohon jepun bali, pandan bali dan spider lily. Pemilihan jenis tanaman ini menurutnya, disesuaikan dengan kondisi di lapangan. “Tanaman itu harus kuat dan aman untuk pengguna jalan. Pemilihan tanaman juga kita tidak mau sembarangan, kita memakai jasa konsultan,” kata Gandi, Senin (21/2).
Saat ini, penataan taman itu menyisakan 10 persen saja untuk menuju finishing. Adapun skup pekerjaan yang akan dirampungkan adalah perapian taper, serta tambahan tanaman bougenville di median jalan. Selain taman, juga dilakukan penataan coating barrier dan railing untuk jalur kendaraan mobil dan motor.
Penataan itu berupa pengecatan ulang, agar tampilannya menjadi lebih bagus, rapi dan bersih. Bahkan kondisi tiang pancang jalan tol juga mendapatkan sentuhan coating. “Untuk coating itu baru mencapai 6 persen. Seharusnya pekerjaan itu dimulai bulan Maret, tapi kita lakukan percepatan pengerjaan pada minggu kedua bulan Februari,” bebernya.
Tak hanya penataan taman, lampu penerangan jalan umum (PJU), sebanyak 549 tiang juga akan dipoles dengan tambahan ornamen Bali. Saat ini mockup (contoh) ornamen tersebut sudah dipasang di satu tiang di ujung akses masuk tol Ngurah Rai, karena ornamen tersebut masih dalam proses pabrikasi.
Pihaknya juga akan melakukan pengerjaan scrapping, filling, overlay (SFO), expansion joint dan rekonstruksi perkerasan badan jalan di titik Ngurah Rai. Rencananya kegiatan itu akan dilakukan pada bulan april 2022, dengan panjang mencapai 1,2 Km dari akses masuk tol sampai setelah pintu gerbang Ngurah Rai. Pemeliharaan itu diakuinya bukan terkait dengan KTT G20, melainkan program tahunan yang dilakukan atas kajian kondisi jalan di lapangan. Baik menyangkut kekesatan dan ketidakrataan aspal.
Sementara itu, terkait pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) solar panel, diharapkan bisa terpasang sebelum KTT G20. Solar panel ini, akan terpasang di sepanjang 6 km, dengan 6 titik lokasi berbeda. Satu titik solar panel memiliki panjang 1 km yang akan dibagi 2 di setiap gerbang tol. Pemasangan tersebut memang tidak dilakukan secara total, karena hal itu mempertimbangkan efisiensi dan konsumsi listrik di tol setiap bulannya. Serangkaian proyek tersebut ditargetkan rampung pada minggu pertama bulan Juli 2022. Atau sebelum perhelatan KTT G20 dilaksanakan. (Yudi Karnaedi/Balipost)