DENPASAR, BALIPOST.com – Pemerintah Provinsi Bali mengeluhkan adanya “mafia” visa dan karantina di Bali. Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) mengungkap ada perusahaan yang mematok harga hingga Rp 5,5 juta kepada wisatawan.
Ia pun mengaku para “mafia” ini mempromosikannya di media sosial. “Itu mafia visa dan karantina jelas-jelas dari beberapa flyer promosi. Salah satu perusahaan menyampaikan untuk jalur cepat bayar Rp 5,5 juta dan medium Rp 4,5 juta. Itu saya baca dari beberapa flyer di Instagram, dan itupun sudah saya sampaikan ke Kementrian,” tandas Cok Ace seusai Rapat Paripurna bersama DPRD Provinsi Bali, Senin (21/2).
Menurutnya, keberadaan para mafia ini merugikan bahkan mencoreng pariwisata Bali. Sebab, Bali baru saja mulai bangkit dengan kedatangan wisatawan.
Kabar adanya mafia visa ini sudah dilaporkan kepada pemerintah pusat oleh Gubernur Bali, Wayan Koster. Cok Ace mengungkapkan, ada salah satu perusahaan travel mempromosikan wisatawan mancanegara (wisman) yang ingin ke Bali bisa menggunakan jalur cepat, dengan harga Rp 5,5 juta. Padahal harga resmi dari pemerintah ada yang di bawah Rp 1 juta.
“Jangan sampai (harga visa, red) terlalu jauh timpang, kalau kita lihat resminya dari pemerintah kan tidak sebesar itu. Kalau cari untung yang wajar-wajar saja,” ujarnya.
Cok Ace menyebutkan, untuk saat ini baru satu perusahaan yang diketahui mempromosikan harga visa ke Bali yang cukup mahal. “Baru satu saya lihat yang seperti itu menawarkan jalur cepat. Sebenarnya hal yang wajar-wajar saja, mungkin ada pasar yang memerlukan seperti itu. Kalau mau promo silakan, namanya juga dagang, tapi yang wajar,” pungkasnya. (Winatha/balipost)
Perusahaan tersebut tidak serta merta mematok harga tersebut, pasti ada oknum yang terlibat