DENPASAR, BALIPOST.com – Tim Perseden Denpasar dikalahkan 0-4 oleh lawannya PS Siak Riau, di putaran nasional babak 32 besar Kompetisi Liga 3, Grup V, di Stadion Jenggolo Sidoarjo, Selasa (22/2) sore. Hasil lainnya, Grup V, tuan rumah Deltras Sidoarjo menundukkan Gasma Enrekang Sulsel, dengan skor sama 4-0, di Stadion Delta Sidoarjo.
Atas hasil ini, langkah Tim Laskar Catur Muka bersama Gasma Enrekang terhenti dan tersingkir, di babak 32 besar. Sementara dua tim yang melaju ke babak-16 besar, yakni Deltras (poin 7), bersama PS Siak (poin 6). Perseden meraih nilai 2 dan Gasma Enrekang hanya meraup angka 1.
Keempat gol kemenangan PS Siak yang bersarang ke gawang Perseden hasil bidikan penyerangnya di menit 10 dan 31. Unggul 2-0 di babak pertama, PS Siak terus bertarung terbuka hingga tim asal Provinsi Riau ini, menambah 2 butir yang dilesakkan Sojanolo Zendrato di menit 87 dan 89.
Dengan demikian, gawang Perseden yang dikawal kiper Lalu Yogik Pradipa kebobolan 4 gol. Wasit Gunawan (Banjarmasin) mengusir defender Perseden striker Reza Yulian di menit 32 bersama Nengah ‘Repot’ Sulendra di menit ke-47, hingga praktis tim asal Pulau Dewata ini bertanding dengan 9 pemain.
Gunawan juga memberi kartu kuning kepada Ahmad Rizky Yulianto, dan I Made Juli Dwi Mahendra (Perseden), serta Hilmi Saviola, M. BIma Syahputra Pane, dan Wakhid Adriyanro (PS Siak).
Usai laga, Ketua Umum Askot PSSI Kota Denpasar AAN Garga Candra Gupta, menilai, tim polesan Wayan Sukadana dan Komang Mariawan sudah berjuang maksimal, tetapi hasilnya kalah hingga gagal melenggang ke babak 16 besar. “Ya… mungkin tahun ini Perseden belum siap promosi ke Liga 2, namun kami tak pernah putus asa dan tahun depan, Perseden harus lebih siap lagi,” ujar pria yang akrab dipanggil Tu Rah Mantri ini.
Pada bagian lain, pelatih Wayan Sukadana menyayangkan, kepemimpinan wasit yang tanpa sebab mengganjar kartu merah kepada 2 asuhannya. “Bahkan, kapten Made Antha ‘Mucin’ Wijaya yang menggiring bola sendirian, dijatuhkan lawan dari belakang, di petak keramat, malah tak diberi penalti,” keluh Sukadana.
Selain itu, dalam tiap kali perebutan bola, skuad Perseden senantiasa disemprit, karena dianggap pelanggaran. “Anak-anak terpancing emosionya, dan terjadi kerusuhan,” jelasnya. (Daniel Fajry/balipost)