Gempa magnitudo 6,2 mengguncang Sumatera Barat. (BP/Antara)

JAKARTA, BALIPOST.com – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis penyebab gempa bumi dengan magnitudo 6,2 yang terjadi di Pasaman Barat Provinsi Sumatera Barat pada Jumat pukul 08.39 WIB. Gempa disebutkan BMKG disebabkan adanya aktivitas Sesar Sumatera.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat, mengatakan hasil analisis BMKG menunjukkan parameter update dengan magnitudo 6,1. “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip),” katanya dikutip dari Kantor Berita Antara.

Baca juga:  Puluhan RS Rujukan COVID-19 Belum Terima Pembayaran BPJS

Episenter gempa terletak pada koordinat 0,14 derajat LU, 99,94 derajat BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 12 km Timur Laut wilayah Pasaman Barat, Sumatera Barat pada kedalaman 10 km.

Guncangan gempa dirasakan di daerah Pasaman dengan skala intensitas V MMI yaitu getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, di Agam, Bukitttinggi, dan Padang Panjang dengan skala intensitas IV MMI yaitu bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.

Baca juga:  Perluas Pembiayaan Perbankan, BRI Kerja Sama dengan Castrol Indonesia

Di Padang, Payakumbuh, Aek Godang, dan Gunung Sitoli gwtaran dirasakan dengan skala intensitas III MMI dimana getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu, di Pesisir Selatan, Rantau Parapat, Nias Selatan, dan Bangkinang dengan skala intensitas II MMI yaitu getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Hingga saat ini sudah ada laporan dampak kerusakan di daerah Pasaman Barat yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami.

Baca juga:  Terminal Tiga Soetta Layani Rute Internasional

Hingga pukul 09.35 WIB,BMKG mendata adanya satu kejadian gempabumi pendahuluan (foreshock) dengan magnitudo 5,2 dan tujuh aktivitas gempa susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar 3,9.

“Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” katanya.

Masyarakat juga diimbau untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, atau tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *