BANGLI, BALIPOST.com – Pengusaha tahu di Bangli terpaksa memperkecil ukuran tahunya. Itu dilakukan untuk menjaga kelangsungan produksi di tengah naiknya harga kedelai akhir-akhir ini.
Seperti yang dilakukan Muslika, pengusaha tahu di Banjar Umanyar, Desa Tamanbali. Dia mengungkapkan kedelai impor yang biasa dipakainya sebagai bahan baku pembuatan tahu mengalami kenaikan harga sejak beberapa bulan terakhir. Dari yang sebelumnya Rp 9 ribu per kilogram, naik bertahap hingga kini di harga Rp 11.500 per kilogram. “Infonya harga ini bakalan naik terus,” ujarnya ditemui, Kamis (25/2).
Untuk menyiasati agar usahanya tetap bisa berjalan di tengah kenaikan harga kedelai, Muslika terpaksa mengurangi ukuran tahunya. Sementara untuk harga jual masih tetap sama.
Kenaikan harga kedelai juga membuat dirinya mengurangi produksi. Di tengah naiknya harga kedelai saat ini, dia mengaku hanya memproduksi tahu dari sekitar 2 karung atau 200 kilogram kedelai dalam sehari. “Kalau sebelumnya lebih dari itu, kadang 2,5 karung, kadang lebih,” ujarnya.
Produksi tahunya juga tergantung hari raya. Jika ada hari raya keagamaan, dia biasanya mengurangi produksi.
Selama ini tahu yang diproduksinya dikirim ke pasar-pasar tradisional di wilayah Bangli dan Kintamani. Sebagai pengusaha tahu, tentunya ia berharap harga kedelai bisa normal kembali. (Dayu Rina/Balipost)