DENPASAR, BALIPOST.com – Menjelang perayaan Nyepi 2022, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengingatkan seluruh TPID kabupaten/kota mengantisipasi kenaikan harga sejumlah komoditas. Sebab, kenaikan harga biaa menjadi penyebab tingginya inflasi saat perayaan Nyepi.
Komoditas yang dimaksud, di antaranya bawang merah, daging ayam ras, telur ayam ras, dan cabai rawit. Hal penting lainnya yang perlu diwaspadai ialah komoditas minyak goreng yang masih dijual dengan harga di atas HET yang ditetapkan pemerintah.
Pasokan minyak goreng yang juga terbatas akibat aksi pedagang yang masih menahan stok minyak goreng karena terlanjur membeli dengan harga lama.
Oleh karena itu, Trisno pada Jumat (25/2), erekomendasikan agar seluruh anggota TPID se-Provinsi Bali terus melakukan pemantauan harga dan stok komoditas pangan. Di samping itu, perlu adanya kerja sama yang dibangun dengan Satgas Pangan untuk memastikan ketersediaan stok minyak goreng.
Gubernur Bali Wayan Koster selaku Ketua TPID dan TP2DD Provinsi Bali menyampaikan, dalam upaya pengendalian inflasi, Bali perlu mulai membangun industri pengolahan minyak. Mengingat Bali memiliki pasokan kelapa yang cukup banyak.
Diharapkan langkah ini dapat menjadi salah satu solusi dalam jangka menengah panjang untuk mengurangi ketergantungan Bali terhadap pasokan minyak goreng dari Pulau Jawa. Selain itu, Koster menekankan perlunya kebijakan optimalisasi pasar domestik Bali.
Ia menyebutkan Pemerintah Provinsi Bali tengah menyusun kebijakan pembatasan masuknya komoditas bahan pangan yang jumlahnya surplus di Bali. Kebijakan mendorong pendirian BUMD pangan dan penggunaan produk lokal di Bali juga dinilai penting untuk dilakukan untuk menghindari adanya permainan harga dan produk oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Lebih lanjut, perluasan kerja sama antar kota/kabupaten juga akan terus didorong agar supply dan demand di Bali dapat terkelola dengan lebih baik lagi. (Citta Maya/balipost)