MELBOURNE, BALIPOST.com – Badai besar menerjang kota Brisbane, Australia, pada Minggu (27/2). Setidaknya tujuh orang dilaporkan tewas akibat banjir bandang.
Tak hanya korban tewas, dikutip dari Kantor Berita Antara, lebih dari 1.400 rumah di ibu kota negara bagian Queensland itu terancam banjir. Sedangkan lebih dari 28.000 rumah tidak mendapat aliran listrik, dan pantai-pantai wisata di pesisir Gold dan Sunshine ditutup.
“Kami tak pernah menduga hujan seperti ini,” kata pemimpin negara bagian Annastacia Palaszczuk dalam pengarahan. “Bom hujan ini benar-benar, Anda tahu, turun tak henti-henti… Seperti ditumpahkan dari langit.”
Lebih dari 100 sekolah di seluruh wilayah tenggara negara bagian itu akan ditutup pada Senin. Dinas penyelamatan setempat mengatakan mereka menerima 100 panggilan minta bantuan setiap jam.
Di antara enam korban tewas akibat banjir bandang adalah seorang pria 34 tahun yang berusaha menyelamatkan diri dengan berenang setelah air merendam mobilnya. Seorang korban lain tewas setelah kendaraan terseret air di negara bagian New South Wales (NSW).
Sekitar 700 orang diminta untuk mengungsi dari kota Gympie pada Sabtu setelah permukaan air Sungai Mary meningkat lebih dari 22,06 meter. Banjir itu menjadi yang terbesar di kota tersebut sejak 1880-an.
Para ahli meteorologi mengatakan banjir dan badai petir akan terus berlangsung hingga Senin, sebelum mereda di Queensland, tapi bergerak ke selatan menuju NSW, di mana sejumlah komunitas yang terancam di bagian timur laut telah diminta untuk mengungsi.
Risiko meluapnya sungai dan banjir bandang “sangat nyata dalam beberapa hari ke depan”, kata Steph Cooke, menteri layanan darurat negara bagian itu. (kmb/balipost)