Sejumlah produk minyak goreng terpanjang di salah satu lapak pedagang. (BP/Dokumen)

NEGARA, BALIPOST.com – Meskipun di pasaran harga minyak goreng sudah turun, namun ketersediaan barang masih sangat jarang. Kelangkaan itu dirasakan warga bukan hanya di toko-toko modern, tetapi juga di pasar-pasar tradisional.

Dari informasi, para pedagang di pasar mengaku kelangkaan ini karena pasokan juga turun dibanding biasanya saat harga masih tinggi. Sejumlah pedagang di pasar tradisional akhir pekan lalu mengakui bahwa pasokan dari distributor tidak sebanyak sebelumnya.

Malah dibatasi hanya beberapa karton (dus) saja. Memang harga sudah turun dibandingkan sebelumnya, akan tetapi pasokan terbatas. Seperti yang diungkapkan Ni Luh Kantun, pedagang di Pasar Umum Negara. “Harga dari distributor memang turun, tetapi pasokan terbatas. Sementara permintaan masih banyak. Paling banyak jatah dari distributor hanya sekitar 1 hingga 2 dus saja. Kalaupun pasokan minyak goreng datang, langsung ludes dibeli,” terangnya.

Baca juga:  Berkat Pemberdayaan BRI, Desa Burong Mandi Belitung Mampu Kembangkan Potensi Daerah

Kondisi serupa juga dialami di sejumlah toko modern di Kabupaten Jembrana. Meskipun satu pembeli, dibatasi pembelian hanya dua liter namun untuk mendapatkan minyak goreng tersebut menunggu lama.

Bahkan terkadang ketika minyak goreng datang langsung diserbu oleh pembeli. Kondisi ini sangat meresahkan bagi para pembeli, khususnya usaha kecil yang membutuhkan minyak goreng untuk produksi. Termasuk warung-warung maupun rumah makan, kelimpungan kesulitan memperoleh minyak.

Baca juga:  Kampung Loloan Lestarikan Permainan Cikar-Cikaran 

Pak Cipto salah satu pemilik rumah makan mengaku kesulitan memperoleh minyak goreng  sejak sepekan terakhir ini. Semestinya ada upaya untuk menjaga pasokan minyak goreng ini di pasaran. Sehingga warga tidak kesulitan memperoleh minyak goreng baik di pasar tradisional maupun pasar modern.

Pemerintah daerah melalui Dinas Koperindag bersama Bulog, akhir bulan Februari lalu atau sebelum Hari Raya Nyepi sempat melakukan operasi pasar dengan menyediakan minyak goreng, beras dan gula pasir. Namun setelah itu belum ada lagi operasi pasar. Saat Operasi Pasar yang digelar di Peken Ijogading, Negara itu disediakan 120 liter minyak goreng, beras lima kuintal kemasan 10 dan 5 kilogram serta gula pasir 48 kilogram. Saat itu minyak goreng paling cepat habis. Namun setelah itu, belum ada lagi operasi pasar serupa yang dilakukan (Surya Dharma/balipost)

Baca juga:  Bali Harus Mandiri Urus Sektor Pariwisata
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *