Oleh Swabawa, CHA
Dua tahun terakhir adalah masa terpahit bagi pariwisata Bali, provinsi penyumbang 53% devisa pariwisata nasional. Di tengah perjalanan itu, provinsi tetangga yang dulu sering menyebut dirinya NTB artinya Nasib Tergantung Bali (karena selalu berharap limpahan wisatawan dari Bali) kini seolah-olah telah menjelma menjadi NTB = National Tourism Brand alias ikon kepariwisataan nasional seiring euphoria motoGP dan sirkuit internasional Mandalika.
Sah-sah saja, kita harus terbuka pada dinamika seperti ini. Entah karena skenario atau penyebab lainnya.
Yang jelas pasangan Jokowi-Maruf kalah dalam pilpres 2019 di Provinsi NTB, dan hal itu dibalas dengan hal tak diduga bagi para oposisinya: menjadikan NTB gemilang! Sebaliknya, Jokowi – Maruf menang mutlak di Bali pada perolehan 92% suara, merupakan kemenangan persentase tertinggi di Indonesia. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB mencatat pada tahun 2021 pertumbuhan 3,48% dan memprediksi pertumbuhan pada 2022 bisa mencapai 5,5 – 5,9%. Luar biasa!
Menengok sedikit pada teori pemasaran PDB (Positioning, Differentiation, Branding) maka karakteristik kedua destinasi di atas untuk saat ini euphorianya dapat kita sederhanakan sebagai Bali = budaya , NTB = motoGP (man made). Keduanya memiliki karakter dan keduanya pula memiliki masa/waktu yang tepat.
Sebagai destinasi yang menjadi tempat favorit bagi warga dunia, Bali harus bangkit dengan segala upaya. Salah satunya di tengah segala keterbatasan namun semangat nindihin gumi yang berkobar-kobar ini adalah melalui pemasaran dengan pemberdayaan internal secara sukarela dan masif. Kita bisa sebut sebagai volunteer promotor. Ya benar sekali, Bali membutuhkan anda semua para pelaku pariwisata Bali dan pencinta Bali dimanapun berada untuk bergotong royong mempromosikan Bali secara sukarela dan mandiri.
Kita perlu merangsang ingatan para wisatawan mancanegara akan kerinduan untuk datang kembali ke Bali. Sebagaimana bauran pemasaran 7P bahwa aspek promosi dilakukan terus menerus baik sebelum, selama dan setelah proses produksi berlangsung. Hanya saja sifatnya dibedakan menjadi 3 hal: 1) introduction yakni mulai mengenalkan produk di awal; 2) penetration yakni penguatan pangsa pasar; dan 3) improvement yakni meningkatkan daya saing dan daya jual suatu produk.
Saat ini yang dibutuhkan Bali adalah promosi untuk penetrasi yakni dengan membangkitkan kembali gairah masyarakat dunia yang telah mengenal keindahan pulau Bali sejak dahulu. Bahwa selama pandemi Covid-19 selain penanganan yang baik pada standar protokol kesehatan dan capaian vaksinasi tahap I dan II yang tinggi (102,77% dan 91,46%). Dan saat ini tengah berproses vaksinasi tahap ke-3 (booster).
Ditambah lagi telah dibukanya penerbangan internasional langsung ke Bali. Kebijakan pemerintah terkait kekarantinaan juga semakin memudahkan para pelaku perjalanan luar negeri (PPLN), hingga uji coba tanpa karantina dan pemberlakukan VoA kembali bagi 23 negara yang dimulai Senin, 7 Maret 2022.
Bali harus berjuang secara mandiri untuk mengejar ketertinggalan selama ini. Promosi yang sangat minim selama pandemi Covid-19 harus dikebut dalam jangka waktu pendek.
Jika masyarakat Bali tidak mau menjadi relawan dalam mempromosikan Bali saat ini, maka momentum menarik minat wisatawan mancanegara akan terlewati terus. Cara yang paling mudah, cepat dan praktis adalah dengan cara melibatkan seluruh masyarakat dan pelaku pariwisata Bali, pemerhati dan pencinta Bali untuk mengunggah berbagai daya tarik tentang Bali di media sosial secara serentak dan masif. Posting keindahan alam Bali, budaya Bali, tradisi Bali yang unik, berbagai kesenian yang mengesankan seperti gamelan, tarian, lukisan, memahat dan aktifitas lainnya.
Berbeda dengan NTB karena sirkuit mandalika-nya menjadi popular karena event, maka Bali dengan adat–tradisi–budaya–alam nya lebih sustain popularitasnya karena memang mempromosikan hal-hal yang membumi. Taksu Bali yang menjadikan warga dunia memberi julukan The Island of Gods merupakan spirit yang berkesan menjadikan Bali sebagai destinasi wisata favorit di dunia. Dan sebagai warga masyarakat Bali harus bersatu padu solid dalam sinergitas. Jangan terlena dengan isu-isu internal yang tercium strategi provokatif bertujuan memecah persatuan dan semangat menyamabraya yang adiluhung.
APEC Summit 2013, Bali Democracy Forum, IMF-Worldbank Summit 2018 dan beberapa perhelatan formal internasional lainnya adalah bukti bahwa Bali sebagai destinasi diakui mampu dan layak sebagai venue event resmi kenegaraan skala internasional.
Tahun 2022 ini, puncak perhelatan G20 Summit digelar di Bali dan juga peringatan World Tourism Day 2022 dipusatkan di Bali juga. Bali menjadi pusat perhatian dunia pada tahun 2022 ini.
Berdasar beberapa uraian di atas, penulis mengajak seluruh lapisan masyarakat Bali, pelaku pariwisata Bali, pemerhati pariwisata Bali dan pecinta Bali untuk bersama-sama mempromosikan destinasi Bali melalui tulisan, unggahan media sosial serta media komersial usaha pariwisatanya dengan konten, narasi, ikon serta deskripsi Bali yang kental dan mampu menggugah hasrat warga dunia untuk datang ke kembali ke Bali segera dalam waktu dekat mendatang.
Bali butuh Anda, Jadilah Volunteer Promotor!
Penulis, Pelaku Pariwisata Bali
BENAR BANGET PENDAPAT ANDA PAK SWABAWA, MEMANG DIPERLUKAN BERBAGAI CARA DAN ASPEK APALAGI DIJAMAN DIGITAL INI, PROMOSI BISA DARI MANA DAN APA SAJA.
PERLU DIKETAHUI,KAMI PEKERJA KAPAL PESIAR, DARI DAHULU. KALA SELALU MEPROMOSIKAN INDONESIA TERUTAMA PULAU BALI YG KEBETULAN KAMI DARI BALI .KETIKA BOM BALI 1, KAMI MEMBENTUK KELOMPOK ANAK2 BALI PEKWRJA KAPAL PESIAR HOLLAND AMERICA LINE AGAR SELALU MEPROMOSIKAN PARIWISATA BALI DENGAN MEYAKINKAN TAMU2 YG KITA HANDLE BAHWA PULAU DAN NEGARA KAMI AMAN UNTUK WISATAWAN. UNTUK KALI INI, MASALHNYA AGAK BEDA, PANDEMI ADALAH SOAL GLOBAL HEALTHY, TAPI KAMI SELALU CHEAT CHAT DAN SELALU MEYAKIN KAN TAMU2 YG KITA LAYANI, PULAU KAMI TETAP AMAN UNTUK DIKUNJUNGI TENTU DENGAN PROKES YG KETAT.
I GEDE WIDHIYASA
H A L CREW