SEMARAPUA, BALIPOST.com – Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan, kini mulai berdampak pada kesehatan masyarakat. Hasil Observasi Komisi III DPRD Klungkung ke Nusa Penida, Senin (14/3) ditemukan banyak bayi alami malnutrasi. Mulai dari kekurangan gizi sampai gizi buruk.
Ketua Komisi III DPRD Klungkung Ary Priadnya, saat dihubungi usai observasi mengatakan dia dan anggotanya langsung turun ke Puskesmas Pembantu (Pustu) Ped. Hasilnya, terungkap dari petugas kesehatan setempat, bahwa ada 20 orang bayi yang mengalami malnutrisi sesuai data terakhir Desember 2021. Dari jumlah tersebut, delapan di antaranya bayi dengan kondisi gizi buruk. Sisanya mengalami gizi kurang. Kondisi ini terdektisi petugas, karena melihat antara umur, berat badan dan tinggi bayi tidak seimbang. Ada juga yang kondisinya kurus kering.
“Dampak Covid-19 banyak bayi mengalami gizi buruk. Ada yang terlihat kurus sekali. Mereka ditemukan di enam dusun wilayah Puskesmas Pembantu Ped. Salah satu penyebab gizi buruk pada bayi ini, karena orangtua mereka kehilangan pekerjaan. Dulu bisa diberikan susu, tetapi setelah kehilangan pekerjaan karena pandemi, orangtua bayi cukup kesulitan memenuhi kebutuhan gizi bayi,” kata politisi PDIP ini.
Ari Priadnya menambahkan, sejak terjadi pandemi, memang banyak warga di Nusa Penida kehilangan pekerjaan. Terutama mereka yang bekerja disektor pariwisata. Dampak pada kesehatan, menurutnya sudah lama menjadi perhatian dewan, karena ini harus diantisipasi dengan baik. Pemerintah harus siap untuk itu, agar tidak semakin berdampak buruk. Apalagi, Nusa Penida sebelumnya juga sempat diterjang banjir bandang.
Setelah adanya temuan puluhan bayi malnutrisi ini, Ary Priadnya mengatakan antisipasi sementara petugas kesehatan setempat, khususnya dari Posyandu sudah memberikan tambahan makanan kepada bayi. Dia meminta petugas di Pustu setempat untuk mendata lebih jauh. Sebab, dikhawatirkan memasuki tahun 2022 ini, datanya bisa lebih banyak. Karena sampai sekarang situasinya belum pulih dari pandemi Covid-19.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Klungkung Wayan Buda Parwata, menambahkan melihat situasi ini, menurutnya perlu diperhatikan sarana prasarana penunjang kesehatan. Sebab, dari hasil observasinya, ini yang terlihat masih kurang. Salah satu ketersediaan oksigen, disamping segera diprioritaskan pembangunan penyengker Pustu dan perbaikan tempat suci Padmasana biar lebih tinggi.
“Dengan mewilayahi enam dusun, melihat kondisi Pustu saat ini, tenaga kesehatan juga agar dipertimbangkan untuk ditambah. Gedung yang saat ini walaupun baru dibangun, perlu dipikirkan untuk berlantai. Karena di jalan utama posisi strategis, agar membuat nyaman warga untuk datang berobat dan memeriksakan diri,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Klungkung dr. Ni Made Adi Swapatni, saat dihubungi Senin (14/3) belum bisa memberikan keterangan. Beberapa kali dihubungi lewat HP, dia tidak memberikan tanggapan. Demikian juga saat didatangi ke kantornya, dia terlihat masih sibuk mengikuti zoom meeting, menjawab ragam pertanyaan seputar BPJS Kesehatan dari para perbekel. (Bagiarta/Balipost)