SYDNEY, BALIPOST.com – Akibat hujan deras hampir sebulan, menyebabkan Kota Sydney mengalami banjir bandang. Ruas jalan-jalan di pusat kota itu tenggelam hingga memicu evakuasi. Pihak berwenang Australia memperingatkan akan ada lebih banyak hujan sepanjang hari.
Dikutip dari kantor berita Antara, Kamis (7/4), seorang pria hanyut terbawa air banjir di barat laut kota Sydney, dan diselamatkan oleh tim darurat, menurut berita sejumlah media.
Sementara rekaman di media sosial menunjukkan beberapa kendaraan berjuang untuk menyeberangi jalan-jalan yang tergenang air, pohon-pohon tumbang dan puing-puing mengambang di sungai.
Para penghuni panti jompo dievakuasi pada Rabu malam (6/4) saat tim darurat mendesak 5 juta penduduk Sydney untuk menghindari perjalanan yang tidak perlu dan bersiap untuk kemungkinan perintah evakuasi.
Luapan dari lubang bahan bakar di sebuah lokasi yang dimiliki oleh perusahaan penyulingan minyak Ampol di selatan Sydney menyebabkan minyak bercampur dengan air banjir. Namun, tim darurat mengatakan tumpahan minyak telah berhasil diatasi dan tidak ada risiko bahaya di daerah tersebut.
Sydney telah menerima curah hujan sebesar 1.226,8 milimeter (mm) sepanjang tahun ini, yakni lebih dari rata-rata curah hujan tahunan yang mencapai 1.213 mm.
Bondi, daerah yang ramai turis, mencatat sekitar 170 mm curah hujan selama periode 24 jam hingga pukul 09.00 pagi pada Kamis (waktu setempat), kata biro cuaca Australia.
Selama 24 jam ke depan, Sydney bisa diguyur dengan curah hujan hingga 180 mm, kata biro itu. Musim panas di pantai timur Australia telah didominasi oleh fenomena cuaca La Nina, yang biasanya terkait dengan peningkatan curah hujan, untuk tahun kedua berturut-turut.
Kondisi itu membuat sebagian besar air sungai mencapai kapasitas penuhnya bahkan sebelum musim penghujan terakhir. Bendungan Warragamba, yang merupakan sumber pasokan air utama Sydney, diperkirakan akan meluap pada Jumat (8/4), kata pihak berwenang.
Tiga kondisi cuaca yang intens dalam enam pekan telah melanda Australia timur, dengan beberapa bagian utara New South Wales dan Queensland tenggara mencatat rekor hujan, sementara kota Sydney mengalami bulan Maret terbasah sepanjang rekor.
Perubahan iklim juga diyakini berkontribusi secara luas terhadap cuaca buruk tersebut, yang menimbulkan pertanyaan tentang seberapa siap Australia untuk menghadapinya.
Beberapa kota di utara New South Wales masih berjuang untuk membersihkan berton-ton puing setelah dilanda dua banjir dahsyat yang berbeda pada Maret. Namun, peristiwa cuaca terbaru telah menghancurkan pantai tengah dan selatan negara bagian Australia itu. (Kmb/Balipost)