JAKARTA, BALIPOST.com – Bali akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan BloombergNEF (BNEF) Net Zero Summit pertama. Kegiatan akan digelar pada 12 November.
Rencana digelarnya BNEF Zero Summit ini diungkap Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan dalam keterangan pers dikutip Rabu (20/4). “Sebagai ketua panitia penyelenggara G20 Indonesia di tahun 2022, saya menyambut baik BloombergNEF (BNEF) Net Zero Summit pertama di Bali pada 12 November 2022,” ucap Luhut saat menghadiri acara pengumuman BloombergNEF Summit Bali di New York, AS, Senin (18/4).
Ia mengungkapkan Indonesia memiliki target untuk mencapai netral karbon dunia pada 2050 dan menjaga peningkatan suhu pada 1,5 derajat Celcius. Hal ini pun diwujudkan ke dalam tiga prioritas utama penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di tahun 2022, khususnya dalam poin transisi energi nol bersih.
Melalui BNEF Summit di Bali beberapa waktu mendatang, Menko Luhut berharap akan ada masukan dari para pemimpin bisnis global dan investor di untuk mencapai netral karbon atau net zero emission sebagai upaya memajukan pemulihan global pasca pandemi. Selain itu, BNEF Summit juga akan dijadikan sebagai momen perancangan strategi yang memanfaatkan teknologi untuk membangun masa depan yang lebih kompetitif.
“Momentum tersebut akan mampu memperluas koneksi dan kolaborasi dari yang semula hanya antara sektor swasta dan publik yang ada di Indonesia,” pungkas Menko Luhut.
Summit bertema net zero ini akan mempertemukan 300 pemimpin bisnis, serta investor global dan lokal untuk mengeksplorasi peluang pertumbuhan dalam transisi energi ke masa depan nol bersih dan upaya dekarbonisasi negara. Hal ini perlu dibahas untuk memperjuangkan transisi energi dan mekanisme pembiayaan berkelanjutan sehubungan dengan kepemimpinan G20 –Selain nantinya akan diadakan side event G20 dan B20.
Utusan Khusus Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Ambisi dan Solusi Iklim, Michael R. Bloomberg menyampaikan bahwa Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan memiliki potensi besar untuk pengembangan energi bersih, akan mampu membantu memperkuat transisi kawasan dari bahan bakar fosil. “Dengan melakukan hal tersebut, Indonesia dapat menunjukkan bagaimana investasi yang diperlukan untuk melawan perubahan iklim, juga menciptakan lapangan kerja lokal, mendukung kewirausahaan, dan menumbuhkan ekonomi,” tutur Pendiri Bloomberg L.P. dan Bloomberg Philanthropies serta anggota Kaukus Advokasi Internasional B20 ini dalam acara yang sama.
“Let’s recover together, recover stronger,” ajak Menko Luhut dalam kesempatan yang sama selagi mengulang tema Presidensi G20 di Indonesia.
Sebagai informasi, Indonesia sudah lama memberikan perhatian pada nol bersih emisi. Diketahui sebelumnya, telah diselenggarakan COP26 di Glasglow dan London dan delegasi Indonesia telah berkunjung ke sana. (kmb/balipost)