Satgas Pangan dan TPID Kabupaten Badung yang dipimpin Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Badung IB Gede Arjana memimpin langsung pemantauan produksi minyak goreng curah di PT. Star, Jumat (22/4). (BP/Par)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Satgas Pangan bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Badung melakukan pemantauan ketersediaan dan harga minyak goreng curah, Jumat (22/4). Pemantauan menyasar beberapa pasar tradisional dan distribusi minyak goreng curah.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Badung, IB Gede Arjana mengatakan, pemantauan dilakukan guna kelancaran distribusi dan kestabilan harga minyak goreng curah pada saat bulan Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1443 H.

“Hari ini kami turun untuk memantau terkait dengan ketersediaan kebutuhan bahan pangan, kelancaran distribusi dan kestabilan harga minyak goreng curah saat bulan suci Ramadhan serta menjelang Hari Raya Idul Fitri,” ujarnya.

Baca juga:  Bak Penampungan Ditarik, Warga Bingung Buang Sampah

Hasil pemantauan Tim Gabungan Satgas Pangan dan TPID Badung mencatat masih keterbatasan suplai dan distribusi, seperti pasar tradisional di Kecamatan Petang, Abiansemal dan Mengwi. “Untuk itu kita sekarang memastikan stok langsung ke lokasi distribusi. Ternyata, untuk kebutuhan menjelang Idul Fitri ini untuk wilayah Bali secara umum sudah mencukupi dengan jumlah 2.200 ton disiapkan stok untuk minyak goreng curah,” ungkapnya.

Pihaknya berharap harga di pasaran sesuai dengan yang ditetapkan pemerintah sesuai dengan peraturan menteri perdagangan no 11 tahun 2022, yaitu untuk harga minyak goreng curah tertinggi Rp 14.000/liter dan Rp 15.500/kilogram. Pasalnya, suplai terbatas ke pasar tradisional harga ecerannya masih diatas HET yang ditetapkan.

Baca juga:  Positif COVID-19 Terus Bertambah, Kabupaten Ini Geser Denpasar di Peringkat Pertama

“Mudah-mudahan dengan lancarnya distribusi nanti harga eceran tertinggi di pasar tradisional itu bisa mengikuti keputusan pemerintah pusat yang dalam hal ini Kementerian Perdagangan,” ungkapnya.

Staf Operasional Penjualan Minyak PT. Star, David Stepanus Komala mengatakan, selama 2021 PT.Star menyalurkan 4.500 ton per tahun atau 375 ton per bulan. Hingga saat ini PT Star masih memiliki stok 1.700 ton.

“Masyarakat Bali lebih condong menggunakan minyak goreng kemasan. Dengan ditetapkan pemerintah Rp14.000/liter atau Rp 15.500/kilogram di tangan konsumen, kemungkinan masyarakat yang merasa Minyak Curah ini lebih ekonomis kemungkinan beralih ke Minyak curah,” jelasnya.

Baca juga:  Polres Karangasem Bekuk Lima Pelaku Penyalahgunaan Narkotika

Bila terjadi kenaikan permintaan signifikan dalam dua minggu ke depan, PT.star akan melakukan penambahan stok. “Intinya jangan sampai minyak goreng langka di masyarakat. Dalam setahun kami mendatangkan 2 kapal bermuatan 2.000 sampai 3.000 ton minyak. Minyak ini kami datangkan dari beberapa produsen minyak di Kalimantan dan Palembang,” pungkasnya. (Parwata/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *