BANGLI, BALIPOST.com – Pasar Loka Crana segera dijadikan mal pelayanan publik. Sehubungan rencana itu, sejumlah pedagang di pasar setempat mulai direlokasi. Mereka diberikan waktu sepekan untuk pindah ke tempat baru.
Kepala Pasar Kidul Bangli Dewa Agung Gde Adi Oka menyebutkan ada sekitar 45 orang pedagang di Pasar Loka Crana yang harus direlokasi sehubungan akan adanya proyek penataan. Para pedagang yang harus pindah yakni yang berjualan di sisi utara. “Karena yang akan dibongkar di bagian utara,” ungkapnya Jumat (22/4).
Dari 45 pedagang itu, beberapa diantaranya direlokasi ke sejumlah kios kosong yang ada di sisi selatan pasar setempat. Beberapa lainnya yang tidak dapat tempat di sisi selatan Pasar Loka Crana, digeser ke luar, ke pasar yang lokasinya ada di selatan Pasar Loka Crana.
Adi Oka mengatakan saat ini beberapa pedagang sudah ada yang mulai memindahkan dagangannya ke tempat yang disediakan. Para pedagang diberi batas waktu pindah sepekan.
Disinggung mengenai kapan proyek penataan di Pasar Loka Crana akan dimulai, ia mengaku tidak tahu pasti. Pihaknya meminta agar menanyakannya ke Disperindag.
Sementara itu, beberapa pedagang yang terkena relokasi berharap pemerintah memberikan keringanan retribusi. Seperti yang disampaikan salah seorang pedagang Novi Wahyuni.
Ia berharap adanya keringanan retribusi. Sebab dalam proses relokasi butuh biaya. Selain itu ia juga harus menata tempat yang baru.
Sebagaimana yang diketahui Pemkab Bangli bakal menata Pasar Loka Crana jadi mal pelayanan publik (MPP) tahun ini. Untuk menatanya, Pemkab telah menyiapkan anggaran sekitar Rp 5 miliar. Nantinya akan ada tiga OPD yang berkantor di sana.
Kepala Disperindag Kabupaten Bangli Wayan Gunawan beberapa waktu lalu mengatakan proyek penataan Pasar Loka Crana ditangani Dinas PUPRPerkim. Dari informasi yang diterimanya, sejauh ini prosesnya sudah masuk tahap lelang di ULP.
Sesuai perencanaan, di MPP tersebut akan tersedia 66 kios untuk pedagang souvenir khas Bangli. Selain itu MPP yang didirikan nanti akan dilengkapi beberapa fasilitas seperti mushola, tempat menyusui, tempat merokok, ruang rapat berkapasitas 50 orang dan showroom industry kecil menengah (IKM) berukuran 18×8 meter.
Tak hanya itu, akan disediakan juga tempat kuliner khas Bangli. Jumlahnya ada enam kios. “Sehingga akan kompleks di sana. Ada pelayanan publik, kuliner, ruang rapat, dan sebagainya. Akan jadi satu kesatuan di sana,” terangnya. (Dayu Swasrina/balipost)