MANGUPURA, BALIPOST.com – Seorang wisatawan mancanegara (wisman) mengungkapkan ketidaknyamanan saat berkunjung ke Pantai Kuta, Badung, Bali. Dalam video yang sempat viral di media sosial itu, seorang wisman perempuan menyampaikan dirinya merasa terganggu karena ada sejumlah orang yang langsung menghampiri saat ia berjalan-jalan di pantai itu.
Bahkan dalam video itu, perempuan tersebut mengatakan tidak ingin lagi ke Kuta ataupun Bali karena pengalamannya yang disebutnya sangat buruk. Ia pun mengutarakan akan pulang keesokan harinya.
Unggahan itu pun segera direspons karena pariwisata Bali baru saja mulai bangkit akibat terpuruk diterjang pandemi COVID-19. Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Badung I Nyoman Rudiartha menyampaikan klarifikasinya, Sabtu (23/4).
Dia mengatakan para pedagang asongan yang mengerumuni sejumlah turis asing tersebut biasanya berjualan di sejumlah lokasi di Bali. Mereka juga membawa anak mereka untuk berjualan tisu dan lain sebagainya. “Kondisi kita, bukan UMKM yang melakukan tindakan seperti itu, karena ada beberapa anak-anak yang berjualan tisu,” katanya.
Lebih lanjut kata Rudiartha, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan Komisi Perempuan Perlindungan Anak (KPPA) Pemerintah Provinsi Bali, dan 9 Kabupaten/kota untuk melakukan pembinaan dan pelatihan. Hal ini untuk mengasah kemampuan dagang pelaku UMKM di Kuta. “Kita kembali mewujudkan balai latihan kerja yang ada di sosial dan Kemenparekraf. Sehingga harapan kita tidak ada lagi ada pedagang kita yang berperilaku seperti itu,” ucapnya.
Terkait video ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, juga bertemu dengan pedagang di Pantai Kuta. Ia berharap para pemangku kepentingan bisa memberikan solusi dan tidak langsung menyalahkan para pelaku ekonomi kreatif. “Saya ingin mengajak kita semua para pemangku kepentingan untuk jangan langsung menyalahkan para pelaku ekonomi kreatif, tapi harus diberikan solusinya. Karena kalau hanya ngasi tau nggak boleh ini nggak boleh itu, kita bukan pemerintah. Kita harus kasih solusi,” ujarnya.
Menurutnya, baik wisatawan mancanegara maupun nusantara, haruslah bisa merasa nyaman dan aman ketika berlibur di mana pun. “Dan tentunya pelaku ekonominya kita minta untuk jangan melakukan kegiatan yang membuat wisatawan tidak nyaman,” ucapnya. (Yudi Karnaedi/balipost)