MANGUPURA, BALIPOST.com – Mudik Lebaran tahun 2022 ini, aktivitas orang yang akan mudik ke kampung halamannya diperkirakan akan kembali membludak seperti sebelum masa pandemi Covid-19. Pasalnya, sudah dua tahun aktivitas mudik tidak diperbolehkan karena Covid-19.
Untuk itu, dalam rangka mengantisipasi kondisi darurat selama mudik lebaran ini, sebanyak 135 personel Basarnas Bali, dikerahkan. Mereka akan disebar di titik-titik yang dianggap rawan terjadi kecelakaan dan pusat keramaian. “Personil ditempatkan di Pelabuhan Gilimanuk, Pelabuhan Padangbai, Pelabuhan Benoa, Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, Pelabuhan Sampalan Nusa Penida dan mobiling ke objek-objek wisata,” kata Kepala Basarnas Bali, Gede Darmada, S.E., M.A.P., usai apel gelar pasukan, Senin (25/4).
Sementara itu, Kesiapan Basarnas dalam pengerahan SRU udara dilakukan dengan penempatan 4 heli di 4 titik, yakni Merak, Kalikangkung tol Semarang, Surabaya dan heli lainnya standby di Atangsanjaya (Bogor). Persebaran personil beserta kesiapan Alut darat, laut dan udara diharapkan dapat mempersingkat respon time jika sewaktu-waktu diperlukan saat terjadi kondisi darurat.
Lebih lanjut dikatakan Darmada, untuk mengoptimalkan pemantauan di pelabuhan, Basarnas Bali mendirikan posko SAR, sementara itu di Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, tim rescue bergabung dalam Posko bersama dengan stakeholder. “Siaga SAR Khusus ini akan berlangsung selama 21 hari, terhitung sejak tanggal 22 April dan akan berakhir pada tanggal 12 Mei 2022,” bebernya.
Kabasarnas, Marsdya TNI Henri Alfiandi dalam sambutannya melalui zoom meeting, menekankan agar petugas SSK Lebaran, tetap menjaga Protokol kesehatan dengan konsisten menerapkan 3 M. Selain itu, menguasai permasalahan, koordinasi dan rencanakan tanpa perlu ragu, serta bekerja profesional dan laksanakan sesuai prosedur serta menjaga kedisiplinan. Petugas juga diharapkan ikut bergabung apabila ada permintaan dari Posko Gabungan Pemda atau Unsur SAR lainnya. Hal lainnya yang juga menjadi harapan dari Kabasarnas adalah kehadiran Basarnas harus betul-betul dapat dirasakan oleh masyarakat. (Yudi Karnaedi/Balipost)