Tangkapan layar pemaparan aktivitas fisik penunjang pola hidup sehat untuk mencegah penyakit degeneratif. (BP/iah)

DENPASAR, BALIPOST.com – Untuk mencegah timbulnya penyakit-penyakit degeneratif, masyarakat perlu memahami tentang asupan makanan dan pola hidup sehat. Terlebih, di tengah menurunnya aktivitas fisik saat pandemi COVID-19 ini. Demikian dikemukakan Ahli Gizi, dr. Elfina Rachmi, MGizi, SpGK, dalam webinar yang diselenggarakan Tokopedia, Kamis (12/5).

Menurutnya, pola hidup sehat, terutama setelah Ramadan dan Lebaran, perlu kembali diterapkan sehingga terhindar dari penyakit-penyakit degeneratif, seperti jantung, diabetes melitus, hipertensi, maupun obesitas. Sebab, selama ini beragam jenis penyakit yang bisa menimbulkan kematian ini prevalensinya cenderung meningkat dari tahun ke tahun. “Kegemukan angka prevalensinya meningkat tiap tahunnya. Obesitas ini bisa dikatakan ibu dari segala penyakit, terutama untuk yang tidak menular,” ungkapnya dalam pemaparan dipantau virtual dari Denpasar.

Baca juga:  Berkat Inisiatif Hyperlocal, Perawatan Tubuh Asal Bali Jangkau Pasar Nasional

Ia pun memaparkan dari penelitian, aktivitas fisik yang dilakukan penduduk Indonesia semakin tahun makin berkurang. Kurang dari 150 menit per minggu. Terlebih dengan dua tahun pandemi yang menurunkan aktivitas masyarakat karena di rumah saja.

Ia pun mengingatkan agar masyarakat selalu mengonsumsi sayur dan buah. Sebab, konsumsinya masih sangat kecil untuk masyarakat Indonesia.

Pada intinya, ia mengatakan bahwa konsumsi beragam jenis makanan dalam pola hidup sehat tidak masalah. Terpenting, tetap menyertakan sayur dan buah, serta melakukan aktivitas fisik. “Karena kebiasaan ini jauh lebih murah dibandingkan mengeluarkan dana untuk perawatan saat sakit,” sarannya.

Salah satu camilan sehat yang direkomendasikan Elfina adalah dark chocolate, yang memiliki kandungan antioksidan tinggi. “Kalau dark chocolate, makin tinggi kandungannya, makin baik untuk kesehatan kita,” ujarnya.

Baca juga:  Makan Bergizi Gratis Dianggarkan hingga Rp18 Ribu, Ini Varian Menunya

Hal ini pun diamini salah seorang produsen produk coklat, Tissa Aunilla. Terlebih, coklat produksi Indonesia sebenarnya merupakan yang paling beragam di dunia. Bahkan produk yang diproduksi usahanya, Pipiltin Cocoa, sudah diekspor ke Swiss, Singapura, Malaysia, Rusia, dan Jepang.

Ditambahkan Irvan Helmi yang juga pemilik usaha Pipiltin Cocoa, coklat di Indonesia memiliki keberagaman yang sangat besar. Tidak bisa tersaingi oleh negara-negara lain.

Untuk itu, Irvan mengutarakan keunikan dari produk coklat yang ditawarkan adalah originalitas dan keterlibatan petani kecil. Ada 6 origin kokoa yang dihadirkan langsung dari petani, yakni dari Bali, Aceh, Jawa Timur, Flores, Papua Barat, dan Kalimantan Timur.

Baca juga:  Cegah Stunting, Lima Cara Ini Bisa Dilakukan

Terkait produk makanan, Head of External Communications Tokopedia, Ekhel Chandra Wijaya mengungkapkan selama Ramadan dan Lebaran, menjadi produk yang paling tinggi penjualannya. Ia pun mengatakan Ramadan pada tahun ini mempunyai manfaat besar bagi pelaku UMKM karena bisa menjangkau lebih banyak konsumen. “Kategori makanan dan minuman, fesyen, dan rumah tangga menjadi yang terlaris saat Ramadan,” paparnya.

Secara spesifik, beragam produk makanan yang paling diminati saat Ramadan adalah Madu, kue kering, dan kopi. Ketiga barang ini menjadi produk paling laris di Tokopedia Nyam! (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *