LISABON, BALIPOST.com – Identifikasi terhadap lima kasus infeksi cacar monyet langka dilakukan Otoritas Portugal, dan layanan kesehatan Spanyol juga sedang menguji 23 dugaan kasus serupa setelah Inggris membuat Eropa waspada terhadap virus tersebut. Lima pasien di Portugal dari 20 kasus suspek semuanya stabil. Mereka semua laki-laki dan tinggal di daerah Lisabon dan Tagus Valley, kata otoritas kesehatan Portugal.
Otoritas kesehatan Eropa sedang memantau setiap wabah penyakit setelah Inggris melaporkan kasus cacar monyet pertama pada 7 Mei dan menemukan enam kasus tambahan di negara tersebut.
Spanyol mengeluarkan peringatan dini yang menyebutkan ada delapan kasus suspek yang sedang dalam pemeriksaan. Angka itu naik menjadi 23 kasus pada malam hari, kata otoritas daerah Madrid lewat pernyataan. Semua kasus masih belum terkonfirmasi.
Cacar monyet adalah infeksi virus langka yang mirip dengan cacar pada manusia, meski lebih ringan, dan pertama kali tercatat di Republik Demokratik Kongo pada 1970an. Jumlah kasus di Afrika Barat meningkat dalam satu dekade terakhir.
Gejala cacar monyet meliputi demam, sakit kepala dan ruam kulit yang muncul mulai dari wajah sampai ke seluruh tubuh. Virus tersebut tidak begitu menular di kalangan manusia, kata otoritas kesehatan Spanyol, dan mayoritas orang yang terinfeksi sembuh dalam hitungan pekan, meski terdapat laporan kasus parah.
Empat dari kasus yang ditemukan di Inggris memperkenalkan dirinya sebagai gay, biseksual atau pria lain yang berhubungan seks dengan pria lain, kata Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA).
Menurutnya, bukti menunjukkan kemungkinan terjadi penularan di masyarakat. Surat kabar El Pais, yang mengutip kepala kesehatan masyarakat di daerah Madrid, Elena Andradas, melansir bahwa “22 dari 23 kasus suspek dilaporkan telah berhubungan seks dengan pria lain dalam beberapa pekan belakangan.”
Otoritas kesehatan DGS Portugal tidak merilis informasi apapun mengenai orientasi seksual pasien cacar monyet atau pasien suspek. Kedua negara itu memberi peringatan kepada profesional kesehatan supaya mengidentifikasi kemungkinan kasus lainnya. (Kmb/Balipost)