Salah satu korban gigitan anjing dari Timuhun saat mendapatkan penanganan. (BP/Dokumen)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Seorang anak dari Banjar Kaleran Desa Timuhun, Kecamatan Banjarangkan, menjadi korban gigitan anjing liar, Kamis (19/5). Disaat bersamaan, kasus gigitan anjing juga terjadi pada warga Desa Paksebali, Kecamatan Dawan. Selain dua kasus itu, sebelumnya pada periode Mei ini, sudah terjadi tujuh kasus gigitan anjing dan hasilnya positif rabies. Anggota DPRD Klungkung Wayan Buda Parwata, Jumat (20/5) memperingatkan warga agar meningkatkan kewaspadaan dan lakukan langkah-langkah pencegahan.

Kepala Dinas Pertanian Klungkung I.B Juanida, Jumat (20/5) mengatakan dua kasus baru yang kembali ditemukan itu, sudah ditindaklanjuti ke lokasi dengan pengambilan sampel. Guna memastikan apakah benar-benar positif rabies atau bukan. Petugas selalu bergerak cepat, agar langkah-langkah antisipasi dapat segera dilakukan pada lingkungan sekitar. “Untuk yang di Timuhun, laporan masuk tadi pagi. Kami sudah turun ke lokasi untuk ambil sampel. Untuk yang di Paksebali, kasus gigitannya terjadi di Gria Wanasari, Sidemen. Tetapi, anjing yang gigit sudah vaksin dua kali,” katanya.

Baca juga:  Ini, Syarat dan Lokasi Pemberlakuan Ganjil Genap di Denpasar-Badung

Juanida menambahkan, stok vaksin khusus untuk anjing agar tidak terinfeksi rabies masih aman, yakni sekitar 5 ribu dosis. Ditambah rencana pengadaan 2 ribu dosis untuk stok vaksin rabies pada anjing. Tetapi, meskipun stok vaksin rabies untuk anjing masih aman, namun cakupan vaksinasi anjing di Klungkung diakui Juanida masih rendah, yakni sekitar 20 persen dari estimasi populasi anjing sebanyak 20 ribu ekor. Ini cukup mengkhawatirkan, di tengah kasus gigitan anjing kian marak. Belum lagi, kesadaran masyarakat untuk membawa anjingnya agar divaksinasi rabies masih rendah.

Baca juga:  Pengelolaan Hutan di Mendoyo Dauh Tukad “Kebablasan”

Terhadap situasi ini, anggota DPRD Klungkung Wayan Buda Parwata mendorong pihak Dinas Pertanian juga harus makin gencar turun untuk memantau khusus masalah ini. Dengan melakukan pemantauan anjing liar ke desa-desa. “Ini harus terus disosialisasikan kepada warga agar lebih waspada, terhadap bahaya anjing dan kucing agar sadar untuk divaksin. Petugas Dinas Kesehatan pastikan stok SAR (Serum Anti Rabies) aman. Khusus Dinas Pertanian yang menangani anjing, agar cepat antisipasi anjing liar maupun peliharaan, agar tidak membahayakan warga,” tegasnya.

Mengenai stok SAR, Kepala Dinas Kesehatan Klungkung, dr. Ni Made Adi Swapatni, menjelaskan stoknya sudah menipis. SAR untuk gigitan beresiko tinggi, hanya tersisa 4 vial. Demikian juga untuk stok VAR yang diperuntukan untuk kasus gigitan hewan penular rabies. Saat ini hanya tersisa 48 vial, tersebar di 4 kecamatan di Klungkung. Penggunaan VAR dari bulan Januari sampai saat ini sudah mencapai 1.368 vial. Sementara, jumlah kasus gigitan hewan penular rabies di Klungkung sejak Januari sampai April mencapai 725 kasus gigitan. Tingginya kasus gigitan anjing membuat Dinkes Klungkung kembali akan melakukan pengadaan VAR sebanyak seribu vial. “Sesuai rapat hari ini, kami baru dapat droping VAR 250 vial dan SAR kami punya 4 vial,” katanya. (Bagiarta/Balipost)

Baca juga:  Ketua KSU di Tegallalang Positif COVID-19
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *