Oleh Viraguna Bagoes Oka
Kebijakan dan wacana bebas masker terutama di tempat terbuka bukan kerumunan (namun di tempat tertutup tetap menggunakannya) yang ditetapkan oleh Presiden Jokowi adalah keputusan yang cerdas. Kebijakan ini bisa segera mengoptimalkan pergerakan dan pertumbuhan dunia usaha serta ekonomi Indonesia termasuk Bali untuk bisa bangkit kembali.
Pelonggaran akan membuat terjaminnya pergerakan produksi, distribusi barang dan jasa serta kegiatan usaha ekonomi era baru yang diharapkan akan bisa pulih kembali normal. Namun harus tetap waspada dan eling akan potensi ancaman merebaknya kembali COVID-19.
Untuk pariwisata Bali terkait kegiatan bisnis start up
baru pariwisata dengan modal baru atau fresh capital, dengan “konsep usaha pascapandemi era baru” diperkirakan akan lebih menjanjikan prospek
usahanya. Hal ini antara lain karena telah memahami dampak buruk pandemi dan diharapkan sudah bisa beradaptasi dengan era pascapandemi yang menerapkan kebijakan bebas masker tersebut.
Namun, bagaimana dengan usaha yang telah eksis sebelum pandemi seperti hotel, vila, fasilisitas pariwisata di daerah Kuta, Legian, Jimbaran, yang memang desain dan infrastrukturnya pola lama? Apalagi sebagaimana kita pahami bahwa kondisi
sarana pendukung pariwisata tersebut yang pada umumnya fasilitas kreditnya dibiayai oleh lembaga keuangan perbankan dan nonbank yang statusnya sudah macet dan mangkrak akibat pandemi.
Jumlahnya diperkirakan mencapai 70% dari total sarana pendukung pariwisata Bali. Usaha-usaha ini sudah sangat mendesak dan perlu untuk diselamatkan jika Pariwisata Bali ingin segera pulih dalam 1-2 tahun ke depan.
Jika tidak diberikan solusi konkret berupa fasilitas penghapusan hutang (write off) oleh pemerintah atau otoritas terkait, maka dapat dipastikan pertumbuhan dunia usaha dan ekonomi Bali akan terhambat jauh dibandingkan wilayah lainnya di Indonesia yang pertumbuhannya sudah di atas 3%.
Hal mendasar ini harus menjadi perhatian dan dukungan pemerintah Bali/Pusat untuk bisa mengembalikan Bali bangkit secara optimal.