DENPASAR, BALIPOST.com – Kontingen Bangli hanya mampu mengirimkan 125 atlet, berikut 50 pelatih, menuju Porprov Bali XV/2022. Apalagi, hingga kini kucuran dana porprov belum turun dan baru diianjikan Rp 3 miliar. Dana itu pun harus dipotong untuk pembinaan seluruh pengkab cabor Rp 200 juta lebih, sehingga praktis dana porprov tinggal Rp 2,7 miliar.
Sekum KONI Bangli Nengah Budiarsa, di Bangli, Senin (13/6), menerangkan, porprov mempertandingkan 41 cabor, dan kontingen Bangli hanya bisa mengikuti 20 cabor, syukur-syukur jika bisa mengikuti sampai 30 cabor “Kami mengirimkan atlet sesuai dengan grade, dan andalan Bangli seperti karate, silat, judo, yongmoodo, atletik, dan dancesport,” beber Budiarsa. Menurut dia, saat ini kucuran dana belum masuk ke rekening KONI, sehingga pihaknya belum bisa menggelar kegiatan, misalnya tes fisik atlet.
Diakuinya, seluruh atlet tetap getol berlatih, walaupun belum tentu dikirim ke porprov. Cuma, kata dia, atlet andalan Bangli seperti silat dan atletik memilih hengkang mengusung bendera daerah lain di porprov, sebab anggaran KONI Bangli cekak. Hasil Porprov Bali XIV/2019 di Tabanan, Bangli menduduki posisi juru kunci dengan meraup 17 emas. “Kami bersama Karangasem mengoleksi 17 emas, namun Bangli kalah selisih peraknya,” sebut dia.
KONI Bangli selama TC hanya mampu memberikan Rp 60 ribu tiap harinya kepada tiap atlet, untuk biaya makan, minum, dan transportasi. “Kami menggelar pemusatan latihan selama tiga bulan,” ucapnya. Ia menyesalkan sikap atlet yang terkadang orientasinya uang melulu. Misalnya menanyakan kapan uang sakunya cair. “Justru, atlet unggulan Bangli yang digadang-gadang menyabet emas di porprov memilih membela daerah lain, dan benar mereka menyumbang emas untuk daerah lain,” paparnya. (Daniel Fajry/Balipost)