JAKARTA, BALIPOST.com – Seiring dengan menurunnya kasus COVID-19 di Tanah Air, manajemen kartu prakerja menyiapkan pelatihan program secara tatap muka. “Tentu saja kami menyiapkan di lapangan, tetapi karena ini hal yang baru kami akan sangat hati-hati,” ujar Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari dalam media briefing di Jakarta, dikutip dari kantor berita Antara, Kamis (16/6).
Menurut dia, pihaknya akan menyiapkan pelatihan dengan skala kecil terlebih dahulu sebagai pilot project untuk mempelajari cara melaksanakan pelatihan secara luring dengan hasil yang maksimal.
Dengan demikian, saat ini manajemen sedang menunggu Komite Cipta Kerja untuk memberi perintah lebih lanjut mengenai waktu yang tepat untuk melakukan pelatihan tatap muka.
Pelatihan Kartu Prakerja selama ini dilakukan secara daring, namun cara tersebut sejauh ini efektif meski kepada peserta yang berada jauh di pelosok daerah.
Saat memulai pelatihan Kartu Prakerja dalam kondisi pandemi, Denni mengakui sempat khawatir apakah pelatihan yang dilaksanakan secara daring ini akan mampu untuk ditangkap atau dimanfaatkan peserta dari berbagai kepulauan atau daerah yang jauh. “Faktanya di 514 kabupaten/kota itu semua ada pesertanya. Ketika saya berkunjung ke Nias, Biak, Sumba Tengah, Sumba Barat, Ternate, Manado, Talaud, dan Tanjung Selor, saya betul-betul bertemu dengan Sobat Prakerja,” ungkapnya.
Oleh karena itu, ia menilai tol langit yang digagas Presiden sejak tahun 2016 betul-betul nyata menghadirkan infrastruktur digital untuk masyarakat Indonesia, sehingga Pra Kerja menjadi salah satu program yang memanfaatkan pembangunan infrastruktur digital tersebut.
Bahkan, terdapat testimoni dari beberapa peserta Kartu Prakerja yang sangat senang dengan pelatihan daring, pasalnya peserta terutama di daerah tak perlu lagi pergi jauh ke kota untuk mendapatkan pelatihan dan bisa sambil tetap bekerja atau menjaga ternak, serta mengurangi biaya transportasi peserta. (Kmb/Balipost)