Peserta Parade Kebaya Nusantara berfoto bersama di depan Keraton Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (4/6/2022). (BP/Ist)

JAKARTA, BALIPOST.com – Pengajuan Hari Kebaya Nasional sebagai salah satu upaya melestarikan jenis pakaian nusantara tersebut mendapatkan dukungan dari 150 komunitas dari berbagai daerah di Tanah Air.

Ketua Tim Nasional Pengajuan Penetapan Hari Kebaya Lana T Koentjoro di Jakarta, sebagaimana dikutip dari kantor berita Antara, Senin (20/6) mengatakan, pada 4 Juni 2022 lalu pihaknya bersama Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, tokoh masyarakat dan komunitas di Solo melakukan penandatanganan Dukungan Hari Kebaya Nasional sekaligus menggelar Parade Kebaya Nasional.

Setelah Parade Kebaya Nusantara di Solo, saat ini dukungan terbaru datang dari Samarinda, Kalimantan Timur. Kami akan melakukan safari dan kegiatan ke berbagai kota baik di Jawa dan luar Jawa untuk mengumpulkan dukungan,” ujarnya melalui keterangan tertulis.

Baca juga:  Atas Tuduhan Penipuan Kriminal Dua Musibah 737 MAX, Boeing Akui Bersalah

Dikatakannya, sebanyak 150 komunitas yang memberikan dukungan pengajuan Hari Kebaya tersebut antara lain dari Yogyakarta, Bali, Manado dan daerah-daerah lainnya.

Setelah Parade Kebaya Nusantara di Solo, lanjutnya, komunitas-komunitas tergerak melakukan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan kebaya.

Salah satunya yang Hari Bebas Berkendara (CFD) Berkebaya yang diikuti para pecinta Kebaya di Jakarta, pada Minggu (19/6) lalu. Menurut dia hal itu merupakan bukti dan bentuk kecintaan masyarakat Indonesia pada busana warisan leluhur. “Saya bangga dan mengapresiasi kegiatan CFD Berkebaya yang dilakukan oleh teman- teman,” ujar Lana yang juga Ketua Umum Perempuan Indonesia Maju (PIM).

Baca juga:  184 Ribu Kasus Omicron Ditemukan di 115 Negara, Negara Ini Terbanyak

Menurut dia, semakin banyak kegiatan berkebaya yang dilakukan oleh berbagai komunitas, semakin baik sehingga upaya melestarikan kebaya terus terjaga. “Ini juga sekaligus sebagai bentuk dukungan pada Tim Nasional Pengajuan Hari Kebaya dan Kebaya Menuju Unesco (Badan Dunia untuk Pendidikan dan Kebudayaan) yang sedang kami siapkan,” katanya.

Menyinggung penetapan Hari Kebaya, dia menyatakan, masih menunggu kajian akademik dari tim pakar untuk menentukan tanggal yang akan diusulkan ke pemerintah, karena hal itu harus memiliki dasar historis. “Harapan kami untuk segera mungkin diputuskan,” katanya.

Lana menjelaskan kebaya merupakan busana warisan budaya leluhur bangsa Indonesia, selain itu menjadi pakaian sehari- hari perempuan Indonesia sejak dahulu dari Sabang sampai Merauke.

Baca juga:  Muhaimin Terpilih Kembali Jadi Ketum PKB

Demikian pula di Jawa, Sumatera Barat, Manado dan Maluku, perempuannya juga berkebaya, tambahnya, model kebaya juga disesuaikan dengan kearifan lokal masing masing daerah. “Oleh karena itulah, kami Timnas yang terdiri dari ratusan komunitas tergerak untuk melestarikan kebaya dan mengusulkan pada pemerintah untuk menetapkan Hari Kebaya Nasional seperti halnya batik,” katanya.

Dengan ditetapkannya Hari Kebaya Nasional, lanjutnya, maka kelestarian kebaya akan tercapai, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan industri kebaya serta turunannya, seperti asesoris, selop, tas akan makin berkembang. (Kmb/Balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *