Ilustrasi. (BP/Istimewa)

JAKARTA, BALIPOST.com – Tren kenaikan kasus COVID-19 belakangan ini terjadi di Indonesia. Kondisi ini, dikatakan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito, harus menjadi alarm yang perlu diwaspadai.

Ia menjelaskan, selama 6 hari berturut-turut, kasus terus berada di atas angka 1.000. Sangat disayangkan, dalam 2 bulan terakhir kasus harian berhasil dipertahankan di bawah 1.000 kasus.

“Meskipun angka kenaikan ini terbilang tidak tinggi dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia secara keseluruhan, tetapi kenaikan ini merupakan alarm yang perlu kita waspadai,” kata Wiku dikutip dari keterangan persnya pada Rabu (22/6).

Ia memaparkan ada tiga provinsi yang menjadi penyumbang terbesar kenaikan kasus dalam sepekan terakhir. Rinciannya, DKI Jakarta (naik 2.769 kasus), Jawa Barat (naik 686 kasus), dan Banten (naik 285 kasus).

Dari perkembangan penanganan terkini, kenaikan kasus mingguan sebesar 105 persen. Yaitu 3.688 pada minggu lalu, menjadi 7.587 di minggu ini.

Kenaikan ini turut mempengaruhi kenaikan kasus aktif, yang sebelumnya 4.734 menjadi 8.594 pada minggu ini. Dengan meningkatnya kasus positif dan kasus aktif, seharusnya kasus kematian ditekan dan persentase kesembuhan ditingkatkan.

Baca juga:  Puncak Pelebon Ida Cokorda Pemecutan XI Digelar Jumat, Puluhan Personel Dikerahkan Atur Pengalihan Lalin

Nyatanya, di minggu terakhir terjadi kenaikan kematian mingguan dari 28 menjadi 44 kasus. Dan seharusnya, dengan naiknya angka kematian, segera lakukan evaluasi dan mitigasi agar kematian tidak terus meningkat. “Meskipun jumlahnya tidak besar dibandingkan jumlah kasus positif, seharusnya jumlah kematian dapat ditekan. Selalu saya tekankan bahwa 1 kematian saja terbilang nyawa,” Wiku menekankan.

Di samping itu, meskipun persentase kesembuhan terbilang masih tinggi yakni 97,28 persen, sayangnya angka ini sedikit menurun. Seharusnya, angka kembali didorong agar terus meningkat, beriringan dengan upaya penurunan tren kematian.

Hal lain yang menjadi perhatian, dalam masa terjadi kenaikan kasus, testing menjadi salah satu indikator penting. Sebab dengan angka yang tinggi akan meningkatkan keakuratan jumlah kasus positif di tengah masyarakat Sehingga, semakin cepat menjaring kasus untuk segera ditangani dengan baik sesuai gejalanya.

Baca juga:  Mutasi Besar-besaran Akhir Tahun, Sejumlah Pejabat Utama Polda Bali Diganti

Data testing minggu ini, jumlah orang diperiksa sebesar 340.723, atau mencapai 126,19 persen dari target badan kesehatan dunia atau WHO. Angka ini mengalami peningkatan selama 3 minggu terakhir, dan kedepannya perlu dipertahankan agar terus meningkat.

Meski demikian, ada kabar baik dari perkembangan COVID-19. Yaitu pada angka positivity rate mingguan yang angkanya masih dibawah 5 persen hingga Minggu ini. Namun harus diwaspadai, karena terjadi kenaikan selama 4 minggu berturut-turut. Dari sebelumnya 0,33 persen di minggu ke-4 Mei, menjadi 2,23 persen di minggu ini.

“Kabar baiknya, positivity rate ini masih di bawah 5 persen, dan masih dapat dikatakan aman. Tentunya angka ini harus tetap kita tekan sehingga tidak mendekati 5 persen dengan terus gencar meningkatkan testing di tengah masyarakat” lanjut Wiku.

Untuk menyikapi perkembangan penanganan COVID-19 terkini, secara umum ada beberapa hal yang perlu untuk kembali digencarkan.

Yaitu, deteksi kasus sedini mungkin dengan meningkatkan kesadaran menuju ke tempat testing COVID-19 untuk diperiksa. Terutama kepada individu yang bergejala atau setelah itu berkontak erat dengan pasien positif COVID-19. Selain itu, kepada pemerintah daerah untuk kembali memastikan bahwa tempat testing ada dan mudah dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

Baca juga:  Polda Bali Bentangkan Kain Merah-Putih Terpanjang di Jatiluwih

Lalu, upaya treatment pasien COVID-19 harus kembali dikuatkan. Adanya peningkatan kematian pada minggu terakhir, maka perlindungan kepada kelompok rentan juga perlu ditingkatkan. Sehingga perlu terus mendorong vaksinasi terutama pada penderita komorbid, anak-anak dan lansia untuk melindungi dari penyakit parah dan kematian. Serta perlu pengawasan pada pasien lebih ketat di tempat isolasi terpusat atau rumah sakit rujukan.

Terakhir, masyarakat kembali diingatkan terus memperketat kedisiplinan protokol kesehatan. Karena di tengah naiknya kasus saat ini, sangat penting untuk bisa melindungi diri sendiri dan orang lain dengan terus memakai masker dan mencuci tangan dengan rutin.

“Ingat, masing-masing individu dapat berkontribusi dalam menekan kasus COVID-19 di Indonesia dimulai dari diri sendiri,” pungkas Wiku. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *