JAKARTA, BALIPOST.com – Pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy merupakan bukti diplomasi nyata dari Jokowi. “Upaya Presiden Joko Widodo sebagai pemimpin Indonesia yang merupakan chair (pemimpin) G20 tahun ini. Itu bentuk diplomasi nyata untuk mendorong perdamaian di Ukraina,” kata Pengamat hubungan internasional Universitas Indonesia Fitriani, dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, dikutip dari kantor berita Antara, Jumat (7/1).
Ia menilai bahwa kunjungan yang dilakukan oleh Presiden RI merupakan sebuah upaya untuk menunjukkan ke negara-negara G7 bahwa Indonesia menanggapi serius serangan Rusia ke Ukraina.
Sebagai pemimpin G20, tutur Fitriani melanjutkan, Indonesia berada dalam posisi strategis untuk mendamaikan Ukraina dan Rusia. Selain itu, Indonesia juga memiliki hubungan yang baik dengan Ukraina dan Rusia. “Ada ekspektasi yang besar di bahu Presiden Jokowi bahwa kunjungannya ke Ukraina dan Rusia sebagai juru damai dan dapat membuat perubahan berarti,” ujar Fitriani.
Perang antara Ukraina dengan Rusia tidak hanya menghancurkan infrastruktur, tetapi juga berdampak pada kenaikan harga komoditas, termasuk energi dan menimbulkan krisis pangan di berbagai negara. Krisis ini merupakan sebuah pukulan keras saat dunia berusaha keluar dari krisis akibat COVID-19.
Jokowi menegaskan bahwa Indonesia tidak memiliki kepentingan apa pun, kecuali ingin melihat perang dapat segera selesai. “Rantai pasok pangan, pupuk, energi dapat segera diperbaiki karena ini menyangkut kehidupan ratusan juta orang, bahkan miliaran manusia,” kata Presiden RI Jokowi dalam konferensi pers bersama Presiden Rusia Vladimir Putin.
Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo menyatakan siap menjadi jembatan komunikasi antara Presiden Ukraina dan Presiden Rusia.
Jokowi juga mengatakan bahwa upaya penyelesaian damai penting untuk terus dikedepankan dan ruang-ruang dialog agar dapat terus dibuka. Ia menekankan isu perdamaian dan kemanusiaan selalu menjadi prioritas politik luar negeri Indonesia. “Dalam konteks inilah, saya melakukan kunjungan ke Kyiv (Ukraina) dan Moskow (Rusia),” kata Jokowi. (Kmb/Balipost)