MANGUPURA, BALIPOST.com – Gubernur Bali, Wayan Koster memberikan apresiasi kepada Pungguan Simbolon Dohot Boruna Indonesia (PSBI) yang telah menyelenggarakan Kongres PSBI IV Tahun 2022 di Pulau Bali yang menghadirkan peserta sekitar 7.000 orang. Acara dihadiri langsung oleh Ketua Umum PSBI, Effendi Muara Sakti Simbolon, Kapolda Bali, Irjen. Pol. Putu Jayan Danu Putra, serta Bupati Badung, Nyoman Giri Prasta di Balai Budaya Giri Nata Mandala, Puspem Badung, Senin (4/7).
Gubernur Koster mengungkapkan Kongres PSBI adalah Kongres yang pertama kali digelar di Bali. Untuk itu, mewakili Pemerintah Provinsi Bali dan masyarakat Bali pihaknya mengucapkan terimakasih. Sebab, dengan banyaknya jumlah peserta yang hadir langsung ke Bali, akan memberikan kontribusi langsung bagi pemulihan pariwisata dan perekonomian Bali yang sempat terpuruk akibat terdampak pandemi Covid-19 selama 2 tahun lebih. Bahkan mengalami kontraksi ekonomi paling dalam dibanding daerah-daerah lain di Indonesia.
“Dengan 7 ribu orang yang hadir di kegiatan Kongres dan Pesta Bolon, tentu akan mendongkrak hunian hotel serta restaurant di Pulau Dewata yang sejalan dengan semangat Pemerintah Provinsi Bali yakni sedang bekerja keras memulihkan ekonomi Bali,” ujar Gubernur Bali asal Desa Sembiran, Buleleng ini.
Gubernur Koster, mengungkapkan saat ini kondisi Bali sudah mulai kondusif. Kasus COVID-19 semakin melandai, kunjungan wisatawan juga sudah mulai menunjukan hasil.
Dari sisi Pajak Hotel dan Restaurant (PHR) pun sudah terlihat adanya peningkatan. Khususnya di Kabupaten Badung sebagai pusat pariwisata saat ini PHR-nya sudah mencapai Rp800 miliar lebih.
Lebih lanjut mantan Anggota DPR RI 3 Periode dari Fraksi PDI Perjuangan ini mengajak seluruh peserta Kongres PSBI ke-IV untuk senantiasa menjaga kebudayaan Indonesia pada umumnya, dan budaya Batak pada khususnya. Karena hampir semua daerah di Indonesia memiliki kekayaan, keunggulan, dan keunikan dengan budayanya masing-masing lengkap dengan tradisi, adat, kearifan lokalnya. “Saya kira, kalau semua daerah bisa menjaga budayanya dengan baik, itulah Indonesia yang sebenarnya yang dicita-citakan oleh Bung Karno Presiden RI pertama sekaligus Proklamator Bangsa Indonesia,” kata Wayan Koster yang tercatat dalam sejarah DPR RI telah menyelesaikan Undang-undang RI Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
Tidak hanya menjaga kebudayaan Indonesia, Gubernur Bali yang dikenal aktif menjalankan ajaran Trisakti Bung Karno ini juga dengan upaya keras sedang menjaga, menguatkan, dan memuliakan kebudayaan dengan keseluruhan unsur di Bali yang berkaitan dengan kekayaan, keunikan, keunggulan kebudayaan Bali sesuai pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali. Tanpa budaya, kata Gubernur Koster Bali ini tidak ada artinya, Bali ini tidak akan mendapat simpati, hingga tidak mendapat kecintaan dan kunjungan wisatawan domestik maupun dari wisatawan mancanegara.
Itulah sebabnya, Gubernur Koster yang juga tercatat telah mengeluarkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Pelindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali Serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali ini mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menjaga, menguatkan, dan memuliakan kebudayaan dengan keseluruhan unsur di Bali. “Kalau ingin melihat pantai indah dan alam yang indah semua daerah punya, kalau ingin tinggal di hotel bintang 5 semua daerah dan negara punya, tapi satu yang tidak dipunyai negara lain termasuk di Indonesia, itu adalah kekayaan, keunikan dan keunggulan budaya Bali, sehingga Bali lebih terkenal dari pada Indonesia di luar negeri,” cetus orang nomor satu di Pemprov Bali ini yang disambut tepuk tangan.
Gubernur Koster menegaskan inilah yang harus dijaga sekuat tenaga, agar Bali ini survive secara berkelanjutan di masa yang akan datang dengan pariwisata dan perekonomiannya yang betul-betul bersumber dari alam di Pulau Dewata. Sehingga Bali bisa mengurangi ketergantungan dengan daerah-daerah lain di Indonesia sesuai dengan prinsip Trisakti Bung Karno: Berdaulat secara Politik, Berdikari secara Ekonomi, dan Berkepribadian dalam Kebudayaan.
Gubernur Bali jebolan ITB ini mengatakan kalau di tradisi Batak Toba ada minuman tradisional Tuak, maka Bali juga memiliki minuman Arak Tradisional Lokal Bali yang saat ini sedang dikembangkan minuman lokal ini sesuai pelaksanaan Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan/atau Destilasi Khas Bali. “Sehingga pada waktu Ketua Umum PSBI, Effendi Muara Sakti Simbolon berkunjung ke Jayasabha, saya hidangkan minuman kopi tanpa gula dicampur arak Bali, katanya rasanya sangat enak,” pungkas Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini yang terus mempromosikan produk lokal Bali sesuai pelaksanaan Peraturan Gubernur Bali Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali, hingga mendapatkan apresiasi tepuk tangan dari para peserta.
Ketua Umum PSBI, Effendi Muara Sakti Simbolon menyampaikan terima kasih atas dukungan Pemerintah Provinsi Bali yang dipimpin oleh Gubernur Bali, Wayan Koster. Sehingga Kongres ini bisa berlangsung di Bali sampai tanggal 10 Juli 2022 dengan berbagai acara lainnya seperti jambore Naposo, donor darah, bhakti sosial, bersih-bersih pantai, pelepasan tukik, hingga ada Pesta Bolon.
“Pesta Bolon ini merupakan perhelatan adat tertinggi di marga Simbolon sebagai upaya Kita di dalam memuliakan kebesaran rasa syukur Opung kami dahulu kala yang diwujudkan dengan pesta panen dan pemotongan kebo. Tentunya Kami sangat mengharapkan kehadiran Bapak Gubernur Bali dan undangan lainnya, karena acara ini terbuka untuk umum. Alangkah indahnya Bapak Gubernur Bali bersama undangan lain datang mengenakan pakaian adat Bali, dan kami mengunakan pakaian adat Batak, tentu akan menjadi kombinasi adat yang sangat mengagumkan. Ini bisa menjadi salah satu jualan wisata bagi Bali,” pungkasnya. (kmbl/balipost)