GIANYAR, BALIPOST.com – Menteri Pertanian Republik Indonesia, Syahrul Yasin Limpo mengunjungi Simantri Manu Sejahtera, Desa Keramas, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Jumat (8/7). Dalam kesempatan itu, Mentan menyebut Bali saat ini ditetapkan sebagai daerah merah penularan penyakit mulut dan kuku (PMK).
Karena berstatus daerah merah, lockdown diberlakukan sehingga tidak ada hewan yang keluar dari Bali maupun yang masuk. “Lalu lintas hewan ditutup total, kita perkuat dengan perlakuan disinfektan di airport maupun pelabuhan,” ucapnya.
Menteri Yasin berharap dalam waktu singkat Bali menjadi daerah hijau. Seperti Gianyar yang disebutnya sudah dinyatakan daerah hijau. “Semua hewan yang terkontaminasi PMK sudah dilakukan pemotongan bersyarat, sekarang tinggal dijaga dengan disinfektan,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, ia mengapresiasi langkah Pemkab Gianyar dalam upaya penanganan penyakit itu. Ia mengatakan, kunjungannya sebagai salah satu langkah untuk menyatukan langkah operasional atau tata kelola lapangan antara Satgas dengan Gugus Tugas. Selain itu, mensinkronkan semua data yang ada, termasuk data yang dikumpulkan TNI, Polri, Pemda, BPBD dan data yang ada di Gugus Tugas.
Sekdakab Gianyar, I Made Gede Wisnu Wijaya menyampaikan penghargaan karena Mentan memberi perhatian yang serius terhadap Gianyar. Bahkan secara langsung menyampaikan bahwa Gianyar saat ini telah menjadi daerah hijau.
Dengan dinyatakannya Gianyar sebagai daerah hijau, semakin memotivasi Pemkab Gianyar melalui Satgas PMK untuk bekerja lebih baik lagi. Ia menegaskan arahan dari pusat maupun dari provinsi telah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Mulai dari pemetaan kantong-kantong rawan mobilisasi hewan, salah satunya dengan menutup Pasar Hewan Semabaung.
Terkait pelaksanaan vaksinasi, saat ini di Gianyar sebanyak 575 hewan sudah menerima vaksin dari 50.024 hewan yang perlu vaksinasi. “Saat ini vaksinasi masih terus dilaksanakan,” tegas Wisnu.
Sementara itu, Ketua Simantri Manu Sejahtera, Desa Keramas, Gusti Agung Indra Agung menuturkan, kelompoknya tersebut beranggotakan 20 orang dengan jumlah sapi sebanyak 19 ekor. Saat ini, tidak ditemukan gejala-gejala PMK pada sapi yang ada di kelompok itu, meski jarak antara lokasi kandang dengan kelompok Merta Diuma, Desa Medahan yang terindentifikasi PMK cukup dekat. “Dengan pelaksanaan vaksinasi PMK, sapi-sapi kelompok Simantri terhindar dari wabah PMK,” harapnya. (Wirnaya/balipost)