Ilustrasi. (BP/Tomik)

BANGLI, BALIPOST.com – Dua SMP satap di Kintamani tidak menerima siswa baru. Penyebabnya karena Pemkab Bangli belum bisa menyediakan tenaga pendidik di dua sekolah itu.

Dua SMP satap tersebut yakni SMP satap 6 Kintamani di Desa Subaya dan SMP Satap 7 Kintamani di Banjar Bunut, Desa Terunyan. Sejak beberapa tahun terakhir kegiatan belajar di kedua sekolah itu tidak aktif. Hal itu terjadi karena SMP tersebut tidak punya tenaga pendidik.

Imbasnya lulusan SD di wilayah tersebut harus melanjutkan ke sekolah lain yang jaraknya cukup jauh. Seperti lulusan SD di Desa Subaya yang harus bersekolah ke SMPN 7 kintamani yang lokasinya ada di Desa Sukawana. Jarak dari Subaya ke SMPN 7 kintamani lebih dari lima kilometer.

Baca juga:  Rekatkan Hubungan Orangtua dan Anak lewat Mewarnai Bersama

Kabid Pembinaan Pendidikan Dasar Disdikpora Kabupaten Bangli I Wayan Gede Wirajaya mengakui dua SMP satap itu belum bisa menerima siswa baru pada tahun ajaran baru ini. Kendalanya karena belum tersedia tenaga pendidik di dua sekolah tersebut. “Kalau ada tenaga di sana akan kami buka,” ujarnya.

Meski kedua sekolah satap itu belum bisa beroperasi kembali, dia mengatakan lulusan SD di wilayah itu tetap melanjutkan ke SMP. Dia menyebutkan lulusan SD di Banjar Bunut Desa Terunyan jumlahnya 14 orang. Hanya satu orang diantaranya yang tidak melanjutkan ke SMP. Sedangkan 13 orang lainnya melanjutkan ke tiga SMP berbeda yakni SMP Satap di Tianyar Karangasem, SMP di Kubutambahan Buleleng, SMP 2 Bangli dan SMP 5 Bangli. “Yang melanjutkan ke SMP Satap di Tianyar ada 10 orang. Posisinya dekat dari Bunutin cuma satu kilometer,” jelasnya.

Baca juga:  Karena Ini, Pria asal Tampaksiring Diamankan Polisi

Sedangkan lulusan SD Negeri Subaya, meski tak disebutkan jumlahnya Wirajaya mengatakan mereka melanjutkan pendidikan ke SMPN 7 Kintamani.

Sebagaimana yang diketahui keberadaan SMP satap 6 dan 7 Kintamani yang didirikan Pemkab Bangli terkesan mubazir. Pasalnya meski sudah ada sekolah, siswa SMP di sekitar sekolah itu masih harus melanjutkan pendidikan ke sekolah lain yang jaraknya lumayan jauh.

SMP Satap 7 Kintamani yang didirikan Pemkab Bangli di Banjar Bunut Desa Terunyan sudah lama tak beroperasi. Sejak didirikan 2017 lalu, sekolah itu hanya beroperasi sekitar tiga bulan. Sedangkan SMP Satap 6 Kintamani sudah tidak aktif sejak sekitar empat tahun terakhir. Hal itu terjadi karena SMP tersebut tidak punya guru. (Dayu Swasrina/balipost)

Baca juga:  Puluhan Desa di Kintamani Belum Terjangkau Layanan PDAM
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *