Sejumlah wisatawan nampak menikmati panasnya matahari di Pantai Batu Bolong. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Panas ekstrem melanda sejumlah negara Eropa dalam beberapa pekan terakhir. Cuaca panas ini juga menyebabkan kebakaran di Prancis dan Spanyol, serta memperburuk kekeringan di Portugal.

Akibat cuaca ekstrem ini, per Selasa (19/7), sebanyak 1.100 orang meninggal di Eropa Selatan. Bahkan, pada Senin (18/7), daerah Cazaux di Prancis mencatat suhu mencapai 42,4 derajat Celcius.

BMKG Wilayah III Denpasar dikonfirmasi terkait kemungkinan panas ekstrem di Bali mengatakan tidak terdampak. Prakirawan BBMKG Wilayah III Denpasar, Gita Giriharta, Selasa (19/7) menjelaskan meskipun panas ekstrem melanda sejumlah negara Eropa, Indonesia tak terdampak.

Baca juga:  Pergub Diterbitkan, Koster Sebut Tak Ada Lagi Wara Wiri Berwisata Masuk Pura

Dijelaskan bahwa panas ekstrem di Eropa disebabkan oleh gelombang panas. Namun, gelombang panas ini hanya terjadi pada wilayah yang terletak pada lintang menengah dan tinggi sehingga tidak mungkin terjadi di wilayah Indonesia yang terletak di wilayah ekuator.

“Panas ekstrem di Eropa disebabkan oleh gelombang panas. Gelombang panas hanya terjadi pada wilayah yang terletak pada lintang menengah dan tinggi, sehingga tidak mungkin terjadi di wilayah Indonesia yang terletak di wilayah ekuator,” ungkapnya.

Baca juga:  Sanksi Hukum Tak Jelas, Pengoplosan Elpiji Bersubsidi Sulit Berhenti

Data BMKG mencatat bahwa suhu di Bali selama bulan Juli 2022 ini berkisar antara 21 – 32 derajat Celcius. Suhu ini termasuk kategori suhu normal. (Winatha/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *