Gubernur Bali, Wayan Koster melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) sebagai tanda dimulainya pembangunan Turyapada Tower KBS 6.0 Kerthi Bali di Desa Adat Amerta Sari, Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Sabtu (23/7). (BP/Dokumen)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Gubernur Bali, Wayan Koster terus bekerja keras dan bergerak dinamis dengan program inovatifnya. Kali ini berupa pembangunan infrastruktur telekomunikasi sebagai bagian pembangunan infrastruktur darat, laut, dan udara secara terkoneksi dan terintegrasi, sebagai implementasi Visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru.

Atas restu dan tuntunan leluhur-lelangit Bali, Gubernur Koster melaksanakan peletakan batu pertama (groundbreaking) sebagai tanda dimulainya pembangunan Turyapada Tower KBS 6.0 Kerthi Bali di Desa Adat Amerta Sari, Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Sabtu (23/7). Upakara niskala peletakan batu pertama dipuput oleh Ida Shri Bhagawan Putra Natha Nawa Wangsa Pemayun.

Acara peletakan batu pertama dihadiri oleh Pangdam IX/Udayana, Kapolda Bali, Kajati Bali, Pengadilan Tinggi Bali, Pimpinan DPRD Bali, Ketua Komisi dan Ketua Fraksi DPRD Bali, Walikota/Bupati se-Bali, Ketua DPRD se-Bali, Rektor Universitas Udayana, Rektor Undiksha, Rektor ISI Denpasar, Rektor ITB STIKOM, Rektor INSTIKI, Ketua STIMIK Primakara, Dirut BPD Bali, MDA Provinsi Bali, dan undangan lainnya.

Sebelum acara peletakan batu pertama, terlebih dahulu dilakukan Matur Piuning dan memohon restu agar pembangunan tower berjalan dengan lancar, aman, dan sukses, di 15 pura. Yaitu, di Pura Yeh Ketipat, Ulun Danu Beratan, Ulun Danu Buyan, Ulun Danu Tamblingan, Segara Penimbangan, Meduwe Karang, Penegil Dharma, Puncak Sinunggal, Indra Kila, Ulun Danu Batur, Puncak Penulisan, Puncak Mangu, dan Pura Kahyangan Desa Adat Amerta Sari.

Gubernur Koster, pembangunan Turyapada Tower KBS 6.0 Kerthi Bali ini merupakan pemenuhan janji politiknya pada pemilihan gubernur dan wakil gubernur tahun 2018 kepada masyarakat Buleleng. Yang menjadi janji politik, sesungguhnya adalah pembangunan tower biasa yang berfungsi untuk mengatasi terbatasnya jangkauan siaran televisi (blank spot), khususnya di wilayah Buleleng. Sebab, tanpa bantuan antena parabola masyarakat Buleleng tidak dapat menikmati siaran televisi.

Namun, janji Gubernur Koster diwujudkan dengan membangun Tower dalam satu kawasan terpadu berupa Taman Teknologi Komunikasi Bali Smarts. Tower dalam filosofi kearifan lokal Bali disebut “turyapada” ini melambangkan hubungan antara Akasa-Pertiwi, Purusa-Pradana yang menjadi sumber kekuatan kehidupan masyarakat dunia. “Turyapada Tower merupakan analogi bentuk orti dan bale kul-kul sebagai media komunikasi masyarakat Bali secara tradisional dalam aktivitas adat, agama, tradisi, seni, dan budaya,” ujar Gubernur Bali asal Desa Sembiran, Buleleng ini.

Baca juga:  Sidak KTP Penumpang Kapal, Petugas Temukan Sajam

Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini, mengatakan rancangan Tower ini memadukan nilai-nilai kearifan lokal Sad Kerthi dengan kemajuan teknologi global menjadi karya ikonik-monumental, yaitu, “loka samasta sakino bhawana”, yang memiliki makna sebagai sumber kesejahteraan dan kebahagiaan kehidupan manusia yang mendunia. “Berdasarkan pendekatan nilai-nilai kearifan lokal Sad Kerthi dan kemajuan teknologi global, kawasan terpadu diberi nama Taman Teknologi Turyapada Tower Komunikasi Bali Smarts 6.0 Kerthi Bali, disingkat “Turyapada Tower” KBS 6.0 Kerthi Bali,” tandas Gubernur Koster.

Dalam filosofi kearifan lokal Sad Kerthi, dikatakan harmoni Bali tidak terlepas dari proses transformasi dan dinamika kehidupan masyarakat dalam menjaga keseimbangan antara alam – manusia – kebudayaan Bali. Sehingga, membentuk ketahanan sekaligus kelenturan kebudayaan Bali. Dipaparkan, Turyapada Tower KBS 6.0 Kerthi Bali selaras dengan nilai-nilai kearifan lokal Sad Kerthi yang diwujudkan dalam sebuah kerangka budaya komunikasi global berupa Smarts 6.0 Kerthi Bali.

Terdiri dari smarts 1.0 Kerthi Bali adalah era sebelum tahun masehi sampai 1 masehi, merupakan Bali Era Hulu-Teben, yang ditandai keunggulan manusia Dewa dengan Mona sebagai pola komunikasi. Smarts 2.0 Kerthi Bali adalah era dari 1 masehi sampai 500 masehi, merupakan Bali Era Payogan, yang ditandai keunggulan Manusia Spiritual dengan Seha sebagai pola komunikasi. Smarts 3.0 Kerthi Bali adalah Era dari 500 masehi sampai 1.000 masehi, merupakan Bali Era Banua, yang ditandai keunggulan Manusia Dharma dengan Yantra sebagai pola komunikasi. Smarts 4.0 Kerthi Bali adalah era dari 1.000 masehi sampai 1.500 masehi, merupakan Bali Era Negari, yang ditandai keunggulan

Manusia Sakti dengan Mantra sebagai pola komunikasi. Smarts 5.0 Kerthi Bali adalah era dari 1.500 masehi sampai 2.000 masehi, merupakan Bali Era Kedaton, yang ditandai keunggulan manusia jnana dengan drestha sebagai pola komunikasi. Smarts 6.0 Kerthi Bali adalah era dari 2.000 masehi
sampai 2.500 masehi, merupakan Bali Era Baru, yang ditandai keunggulan Manusia Kabinawa dengan Mudra sebagai pola komunikasi.

Baca juga:  Dikunjungi Delegasi IMF-WB, Pengamanan Taman Ayun Diperketat

Dijelaskan, komunikasi Bali Smarts 6.0 Kerthi Bali dirancang dengan konsep filosofi berbasis budaya kearifan lokal Sad Kerthi, yang sangat berbeda dengan konsep revolusi Industri 4.0 dan konsep society (masyarakat) 5.0, sehingga tidak bisa dibandingkan. Digit 6.0 bukan merupakan tangga/tingkatan Digit 5.0 dan Digit 4.0. Turyapada Tower digagas oleh Gubernur Koster yang secara teknokrat dijabarkan dalam bentuk rancangan dasar (basic design) oleh Tim dari Fakultas Teknik Universitas Udayana, terdiri dari 9 orang. Yaitu, Ketua Dr. Ir. I Made Oka Widyantara, ST.,MT.,IPU.,ASEAN.Eng., dan 8 anggota lainnya, yakni Dr. Eng. Ir. I Wayan Kastawan, ST., MA., Dr. Ir. Ngakan Ketut Acwin Dwijendra ST.,SDs.,MA.,IPU.,ASEAN.Eng., Dr. Ir. I Dewa Gede Agung Diasana Putra, ST.,MT.,IPU., Dr. Ir. A.A. Gde Agung Yana, ST.,MT., Ir. I Gede Adi Susila, ST.,M.Sc.,Ph.D.,IPM.,ASEAN.Eng., Ir. Made Dodiek Wirya Ardana, ST.,MT., Nyoman Pramaita, ST.,MT.,Ph.D., dan I Gusti A. Komang Diafari Djuni H, ST.,MT.

Turyapada Tower KBS 6.0 Kerthi Bali memiliki tinggi 115 meter, dibangun pada lokasi dengan ketinggian 1.521 meter dari permukaan laut. Sehingga, total ketinggian Tower menjadi 1.636 meter. Turyapada Tower berisi berbagai fasilitas. Meliputi, puncak tower sebagai pemancar siaran TV digital terestrial, telekomunikasi seluler, internet, dan komunikasi radio komunitas; Badan Tower sebagai wahana edukasi, berupa; planetarium, sky walk, restoran putar 360 derajat, dan jembatan kaca; Pedestal Tower sebagai wahana penunjang, berupa wisata konvensi, laboratorium pendidikan, dan museum keunggulan budaya komunikasi dengan menampilkan teknologi yang diciptakan dan diadopsi pada masing-masing Era peradaban.

Kawasan Turyapada Tower bersifat terpadu yang ramah lingkungan, indah, dan sangat keren, karena berisi kebun bunga, kebun buah, area bermain anak, glamping, flying fox, UMKM, dan restoran. Untuk kenyamanan pengunjung disiapkan area parkir seluas 1 Hektare, dan disiapkan gondola yang bergerak sepanjang 1,4 km dari area parkir menuju Turyapada Tower.

Dilihat dari lokasi, ketinggian, dan fasilitas yang dimiliki, Turyapada Tower adalah tower ikonik pertama di Indonesia, tidak kalah dengan Lima Tower terkenal di dunia, yaitu Menara Eiffel, Tokyo Tower, Toronto Tower, Macau Tower, dan Fernsehturm Tower. Turyapada Tower berada di perbukitan desa, berbeda dengan lima tower lain yang berada di pusat kota.

Baca juga:  Akulturasi Budaya Dipegang Teguh Masyarakat Pagayaman

Turyapada Tower juga memiliki ketinggian 1.636 meter di atas permukaan laut, lebih tinggi dari lima tower terkenal di dunia. Bahkan, untuk menjamin keandalan bangunan, Turyapada Tower didesain secara khusus dengan koefisien ketahanan gempa tertinggi 1.0 G, kekuatan hidup struktur minimal 500 tahun, dan dibangun dengan sistem struktur ganda.

Sehingga tahan terhadap beban angin dan gempa, menjadi bangunan yang andal, nyaman, dan aman. Turyapada Tower memberi sejumlah manfaat dan dampak. Diantaranya, mengoptimalkan siaran TV digital dengan jangkauan mencapai 80% wilayah Buleleng, Jembrana, dan Karangasem. Sebagai daya tarik pariwisata baru berkelas dunia.

Juga, sebagai pusat pertumbuhan perekonomian baru. menyeimbangkan perekonomian antar wilayah Bali Utara, Selatan, Timur, dan Barat. Selain itu, menjadi sumber baru pendapatan asli daerah Pemerintah Provinsi Bali, Pemerintah Kabupaten Buleleng, dan Pemerintah Kabupaten Tabanan.

Turyapada Tower KBS 6.0 Kerthi Bali adalah mahakarya ikonik-monumental pertama di Indonesia, sebagai Penanda Kemajuan Peradaban Bali Era Baru, merupakan implementasi Visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru. Mahakarya ini, dipersembahkan sebagai warisan nan-abadi sepanjang jaman kepada generasi penerus Bali.

Pembangunan Kawasan Terpadu Turyapada Tower KBS 6.0 kerthi bali memerlukan anggaran sebesar Rp418 miliar. Pembangunan dimulai 23 Juli 2022, dan diperkirakan selesai pada akhir Agustus 2023, yang dikerjakan PT. Hutama Karya bersama PT. Yodya Karya.

Oleh karena itu, Gubernur Koster memohon doa restu dan dukungan seluruh komponen masyarakat Bali, agar pembangunan Turyapada Tower KBS 6.0 Kerthi Bali berjalan dengan lancar, aman, dan sukses, serta memberi manfaat dalam meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat Bali niskala sakala. Dikatakan, bahwa pembangunan Turyapada Tower KBS 6.0 Kerthi Bali juga mendapatkan dukungan dari Pangdam IX/Udayana, Kapolda Bali, Danrem 163/Wirasatya, Kajati Bali, Pengadilan Tinggi Bali, Ketua dan Wakil Ketua DPRD Bali, hingga Ketua Komisi, Ketua Fraksi, dan Anggota DPRD Bali. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *