DENPASAR, BALIPOST.com – Sebagai implementasi Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 04 Tahun 2022 tentang Tata-Titi Kehidupan Masyarakat Bali Berdasarkan Nilai-Nilai Kearifan Lokal Sad Kerthi Dalam Bali Era Baru, Gubernur Bali yang juga Ketua Majelis Pembimbing Pramuka Daerah Bali, Wayan Koster, menginisiasi perayaan Tumpek Krulut yang jatuh pada Saniscara Kliwon Krulut, Sabtu (23/7). Caranya dengan Upacara Jana Kerthi melalui Instruksi Gubernur Bali Nomor 08 Tahun 2022.
Hal ini didasari pertimbangan bahwa nilai-nilai adiluhung Sad Kerthi perlu dipahami, dihayati, diterapkan, dan dilaksanakan secara menyeluruh, konsisten, berkelanjutan dengan tertib, disiplin, dan penuh rasa tanggung jawab oleh seluruh masyarakat Bali.
Rahina Tumpek Krulut merupakan Rahina Tresna Asih/Hari Kasih Sayang Ala Bali. Pada Rahina Tumpek Krulut umat manusia wajib membangkitkan kesadaran bahwa dalam hidup harus saling mengasihi, saling menyayangi, memupuk persaudaraan. Hal ini dapat dilakukan dengan aktivitas kebersamaan dalam berbagai bidang.
Ketua Kwarda Bali Made Rentin, turut mengajak seluruh anggota pramuka di Bali terlibat dalam perayaan Rahina Tumpek Krulut. “Apalagi Tumpek Krulut yang sejatinya Hari Kasih Sayang Dresta Bali atau Rahina Tresna Asih sesuai dan sejalan bahkan sebagai pengaktualisasian Darma Pramuka yaitu cinta alam dan kasih sayang sesama manusia,” ungkapnya dalam rilis yang diterima.
Sepanjang Wuku Krulut, Rentin mengatakan anggota pramuka bisa melakukan berbagai kegiatan, seperti kunjungan dan kepedulian sosial ke panti asuhan, panti wreda, sungkem dengan orangtua dan guru. Bisa juga beranjangsana ke tokoh pramuka dan berbagi dengan teman sebaya yang kurang mampu.
“Intinya ikut merayakan Tumpek Krulut dengan berbagai kegiatan kreatif dan kegiatan positif lain dalam rangka menyebarkan semangat tresna asih terhadap sesama manusia,” imbuhnya.
Tresna Asih tidak hanya sebatas sesama umat Hindu tetapi juga dengan sesama umat beragama lainnya sebagai wujud toleransi. “Menjadi tugas kita bersama untuk melestarikan tradisi, adat dan budaya Bali sebagai warisan yang adiluhung” pungkasnya. (kmb/balipost)