DENPASAR, BALIPOST.com – Keputusan mengeluarkan Bandara Bali Utara dari Proyek Strategis Nasional (PSN) menjadi momentum tepat mengkaji ulang rencana pembangunan yang memang dipenuhi tarik ulur sejak awal. Bahkan perlu dipertimbangkan kemungkinan pembatalan.
Akan lebih bijak jika pariwisata hanya difokuskan di Bali Selatan, sementara wilayah utara, barat dan timur menjadi pendukung. Sehingga konsep one island one management dan Bali Padma Bhuwana bisa diwujudkan.
Menurut Guru Besar Fakultas Pertanian Unud, Prof. I Wayan Windia, pandemi benar-benar mengajarkan kepada Bali untuk tidak hanya bergantung pada
pariwisata. Jangan semua wilayah di Bali dijadikan pusat pengembangan pariwisata yang akan membabat hutan dan mengalihfungsikan lahan
pertanian. “Setelah ekonomi Bali kolap, maka sudah dihidupkan kembali pemikiran bahwa janganlah seluruh Bali dijadikan sebagai pusat pengembangan
pariwisata. Relakanlah hanya Bali Selatan yang dikembangkan sebagai pusat pariwisata. Toh hasilnya 30 persen disumbangkan untuk pembangunan
di semua kabupaten di Bali,” kata Prof Windia.
Selanjutnya, biarkanlah Bali Barat dikembangkan
sebagai pusat pengembangan perikanan, Bali Timur
sebagai pusat pegembangan peternakan, dan Bali Utara sebagai pusat pengembangan pertanian/hortikultura. Semua bagian-bagian Bali
itu distrategikan sebagai hinterland untuk menunjang
pariwisata di Bali Selatan.
“Oleh karenanya, ada baiknya pembangunan Bandara
Buleleng, dibatalkan saja. Pembangunan jangan hanya Bali sentris. Rakyat Bali harus disadarkan tentang masa depannya, kalau terlalu rakus dan loba,” tegas Prof Windia. (kmb/balipost)