JAKARTA – Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito mengingatkan masyarakat yang belum, segera booster atau vaksin dosis ketiga. Karena saat ini pandemi COVID-19 belum sepenuhnya usai.
Selama pandemi berlangsung, virus akan terus bermutasi, dan dinamika pandemi akan terus terjadi. “Perlu diingat bahwa vaksin dosis tiga secara saintifik dapat mengoptimalkan pencegahan baik tertular, mengalami komplikasi gejala, maupun kematian,” sebut Wiku dikutip dari rilisnya, Kamis (28/7).
Dari perkembangan vaksinasi booster, bahwa terjadi kenaikan cakupan selama sebulan terakhir. Namun jika ditarik rata-rata dalam 3 bulan terakhir bahwa kenaikan cakupannya dapat lebih dioptimalisasi dan dipercepat.
“Hal ini perlu segera diperbaiki baik dari antusiasme masyarakat maupun pemerintah dan unsur pembantu lainnya sebagai penyedia layanan vaksinasi di tiap daerah,” lanjut Wiku.
Pemerintah Indonesia berkomitmen akan terus konsisten melakukan pengendalian COVID-19 sampai tuntas. Sebagaimana diatur SE Menteri Dalam Negeri, bupati wajib memberlakukan peraturan vaksin booster sebagai syarat memasuki ruang publik. Seperti di perkantoran, pabrik, taman umum, tempat wisata, lokasi seni, budaya, restoran atau rumah makan, kafe, pusat perbelanjaa, mall, pusat perdagangan dan lainnya.
Tetapi ada pengecualian bagi yang tidak bisa di-booster karena alasan kesehatan, atau usia dibawah18 tahun. Hal ini akan terus disesuaikan dengan perluasan cakupan booster kedepannya. Skrining ini dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi Peduli Lindungi. Khusus penderita gangguan kesehatan tertentu wajib memiliki surat keterangan dari dokter dari rumah sakit atau fasilitas kesehatan pemerintah.
Selain peraturan, pemerintah daerah baik Bupati sebagai pelaksana, maupun Gubernur sebagai pengawas wajib mempermudah akses masyarakat untuk divaksin dosis ketiga. Yaitu meningkatkan sentra vaksinasi maupun edukasi yang mengiringinya.
Khusus kepada masyarakat, dimohon kooperatif dengan aturan. Segera datangi sentra vaksinasi terdekat untuk booster. Dan cari informasi sentra vaksinasi terdekat dengan memanfaatkan teknologi internet seperti google maps atau mendatangi fasilitas kesehatan milik pemerintah. Seperti rumah sakit dan puskesmas maupun pada beberapa rumah sakit swasta maupun fasilitas publik.
Kedepannya, dinamika penanganan termasuk kebijakan terkait vaksinasi akan menyesuaikan situasi terkini. Dinamika varian yang menyebar secara global dapat meningkatkan peluang perubahan kebijakan. Dimohon seluruh pemangku kepentingan siap dan selalu mengikuti perkembangannya.
“Untuk itu saya memohon agar kita kembali membangun semangat kolaborasi pentahelix antara akademisi, wiraswata, masyarakat, pemerintah, dan media. Jangan sampai buah perjuangan kita melawan COVID-19 yaitu terkendalinya kasus hampir selama 3 bulan lalu dapat berubah dalam waktu yang cepat dan kembali tidak terkendali akibat kelalaian kita,” tegas Wiku. (kmb/balipost)