Gubernur Bali, Wayan Koster. (BP/Istimewa)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Pemerintah Pusat mencoret pembangunan bandar udara (Bandara) Internasional Bali Utara dari Proyek Strategis Nasional (PSN). Gubernur Bali Wayan Koster pun menganggapi hal ini saat melakukan kunjungan kerja ke Buleleng, Rabu (3/8).

Ia mengatakan hal itu bagian dari proses pengambilan kebijakan oleh pemerintah. Namun, ia optimis bandara yang ditunggu-tunggu warga di Gumi Den Bukit tetap dibangun.

Lebih jauh Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula ini menjelaskan pencoretan proyek pembangunan yang sudah dirancang itu adalah hal yang biasa terjadi. Pada situasi ini, pengambil kebijakan sendiri telah mempertimbangkan kapan suatu perencanaan pembangunan dijalankan dan sebaliknya kapan akan dihentikan.

Baca juga:  Bali Masih Dilanda Angin Kencang, Warga Diminta Waspada!

Untuk itu, Gubernur Koster mengajak semua komponen masyarakat, terutama di Buleleng untuk tidak mudah terprovokasi oleh informasi pencoretan pembangunan bandara itu otomatis akan menggagalkan rencana tersebut. “Tidak ada masalah soal itu. Saya ahlinya di bidang mengambil kebijakan dan tahu betul kapan kebijakan itu di-on-kan dan di-off-kan, dan yang jelas Bandara Bali Utara pasti dibangun dan tinggal menunggu waktu yang tepat saja,” katanya.

Baca juga:  162.724 Pemilih Potensial di Klungkung Di-Coklit

Ia pun mengatakan, sembari menunggu kepastian bandara akan dibangun, pihaknya fokus untuk membangun infrastruktur penunjang. Untuk itu, kebijakan yang dijalankan sekarang adalah rencana pembangunan jalan tol yang nantinya dijadikan akses penunjang pengoperasian bandara baru itu.

Kebijakan ini dijalankan karena tak ingin bandara baru dibangun menghabiskan biaya mahal, namun hasilnya tidak maksimal. Situasi ini telah terbukti di Bandara Kertajati yang tidak didukung dengan akses yang memadai. Sehingga, bandara malah dijadikan tempat konser musik. “Makanya saya selesaikan dulu jalan tol sebagai penunjang bandara yang nanti dibangun Pemerintah Pusat. Saya tidak mau seperti Bandara Kertajati karena aksesnya jauh, bandara sepi dan bahkan dijadikan tempat konser musik. Makanya saya pilih tuntaskan dulu akses jalan tolnya dulu, setelah itu baru bandara baru,” tegas mantan anggota DPR RI 3 periode ini. (Mudiarta/balipost)

Baca juga:  8 Bulan Pandemi, Hampir 400 Orang Jadi Korban Jiwa COVID-19 di Bali
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *