BANGLI, BALIPOST.com – Semburan belerang kembali muncul di Danau Batur, Kintamani, tepatnya di wilayah Banjar Ulundanu, Desa Songan. Dampaknya sejumlah ikan yang dibudidayakan warga di keramba jaring apung (KJA) mati.
Salah seorang pembudidaya ikan di wilayah Ulundanu, Wayan Wirawan, Rabu (3/8) mengungkapkan semburan belerang di Danau Batur mulai terjadi sejak beberapa pekan lalu di beberapa lokasi. Di wilayah Ulundanu semburan belerang baru terpantau muncul Selasa (2/8). “Kemarin muncul sejak pagi. Muncul, hilang lagi kemudian muncul lagi. Tapi hari ini astungkara sudah reda. Sudah normal,” ungkap Wirawan.
Meski hanya sehari, semburan belerang itu di Ulundanu mengakibatkan puluhan ekor ikan miliknya mati. Fenomena semburan belerang ini dikatakan merupakan fenomena alam yang sering terjadi setiap tahun sekitar bulan Juli-Agustus.
Menurutnya semburan belerang yang muncul di wilayah Ulundanu pada Selasa lalu tidak tergolong parah dan tidak berlangsung lama seperti sebelum-sebelumnya dikarenakan arus air di danau saat itu bagus. “Kalau sekitar tiga tahunan lalu parah, keras semburan belerangnya,” ujarnya.
Sementara itu, Kabid Perikanan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) kabupaten Bangli I Wayan Agus Wirawan dikonfirmasi membenarkan adanya kemunculan semburan belerang di Danau Batur. Pihaknya mencatat fenomena itu terjadi sejak 9 Juli lalu secara sporadis di beberapa lokasi.
Pertama kali semburan belerang muncul di wilayah Banjar Dukuh, Desa Abang Batudinding. Sekitar 18 ton ikan milik warga di sana mati akibat semburan belerang. “Tadi pagi saya dapat laporan di Songan juga ada kematian ikan. Tapi mengenai jumlahnya, saya belum dapat data. Datanya belum masuk,” kata Agus.
Untuk mengantisipasi adanya kerugian yang dialami pembudidaya ikan akibat fenomena tersebut, Dinas PKP Bangli kata Agus telah menyurati pembudidaya ikan di Danau Batur pada Januari dan Mei lalu. Para pembudidaya ikan diminta mewaspadai potensi semburan belerang dengan melakukan percepatan panen dan menunda penambahan populasi mendekati Juli-September. Sebab pada bulan itu fenomena semburan belerang biasanya muncul di Danau Batur.
Saat ini untuk mengantisipasi banyaknya kematian ikan saat munculnya semburan belerang, kata Agus yang bisa dilakukan petani adalah mengurangi aktifitas di KJA. Supaya ikan tidak berenang ke dasar danau karena dapat menyebabkan ikan kekurangan oksigen saat adanya semburan belerang. (Dayu Swasrina/balipost)