Suasana di jalan short cut Canggu, Badung yang dipenuhi beragam reklame di pinggir jalannya. (BP/eka)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Pemerintah Kabupaten Badung, akan menata wilayah Tibubeneng hingga Canggu, Kuta Utara yang kini menjadi kawasan primadona bagi wisatawan ke Bali. Belakangan ini, kawasan itu menjadi sorotan karena kerap macet total akibat padatnya lalu lintas.

Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta mengatakan penataan kawasan ini akan segera ditindaklanjuti pada perubahan APBD 2022. “Terkait dengan kemacetan di daerah pariwisata, khususnya jalan menuju Canggu dari sisi infrastruktur jalan,” ungkapnya.

Menurutnya, pihaknya akan melakukan penataan Tibubeneng-Canggu yang diawali dengan pembebasan lahan, menyesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah. Disinggung mengenai realisasi perbaikan infrastruktur tersebut, Bupati asal Desa Pelaga, Petang tersebut mengaku akan segera menindaklanjuti di perubahan APBD 2022. “Sesegera mungkin kita tindak lanjuti. Nanti kita berhitung di perubahan ini dan lanjut di induk. Kalau bisa di perubahan, kenapa tidak?” katanya.

Baca juga:  Masuki Hari Ketiga, Tambahan Kasus COVID-19 Nasional Tembus Seribu Orang

Ketua Komisi III DPRD Badung, I Wayan Sandra mengatakan, lalu lintas di kawasan itu menjadi sangat padat, sehingga macet total. Sandra juga menyoroti desa yang memiliki garis pantai itu kurang tersentuh pembangunan oleh pemerintah daerah, baik kabupaten maupun Provinsi Bali. “Saat ini sangat macet, bukan macet bergerak, tapi macet tidak bergerak. Itu kondisi tamu yang ada di sekitar Tibubeneng, Canggu, Pererenan ke barat. Apalagi jalan provinsi yang tidak pernah diperbaiki,” katanya.

Baca juga:  Batam View Beach Resort Ikut Vote Wonderful Indonesia diajang UNWTO

Menurut politisi asal Tibubeneng kondisi tersebut perlu menjadi perhatian pemerintah, anggaran untuk perbaikan infrastruktur menjadi hal yang wajib. “Setiap tahun agar ada perbaikan, mulai dari trotoarnya,” harapnya.

Selain macet, wilayah tersebut juga menjadi langganan banjir ketika musim hujan. Banjir pun, ungkap Sandra, bukan sekadar genangan yang dalam hitungan jam akan hilang.

Namun banjir bisa terjadi sampai berhari-hari. “Jangan sampai menjadi bahan tertawaan. Sebab kalau banjir sampai tiga hari. Karena air begitu datang dari Dalung menuju Tibubeneng. Dan di Dalung trotoarnya dan gotnya baik. Begitu airnya masuk Tibubeneng, jalan dan got sudah sama (rata dengan air-red). Karena apa? Got tidak pernah diperbaiki,” terangnya. (Parwata/balipost)

Baca juga:  Karya Ngusaba Pura Ulun Danu Batur, Ini Pengalihan Arus Lalinnya
BAGIKAN

1 KOMENTAR

  1. Bali akan semakin dilanda macet di wilayah khususnya wisata apalagi toll jadi terealisasi..sayangnya para pemangku selalu saja mengatasinya dg hal berbasis proyek perbaikan jalan yg UUD alias ujung2nya duit. itu tdk akan mengatasi tapi justru akan memperparah. tapi siapa peduli yg penting duit masuk…lalu apa solusinya…tak lain tak bukan sistim transportasi… sile konsultasikan dg ahli tata kelolanya…bukan dg pendapat pribadi mentang mentang berkuasa.

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *