Penggunaan pupuk organik diperkenalkan ke petani Klungkung. (BP/Istimewa)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Dinas Pertanian Klungkung terus memperkenalkan pupuk organik di kalangan subak. Ini menyusul TOSS Center sudah mampu memproduksi pupuk organik secara konsisten.

Bahkan, varietas kedelai juga sedang dikembangkan dengan memanfaatkan pupuk organik hasil produksi TOSS Center. Kepala Dinas Pertanian Klungkung Ida Bague Juanida, Kamis (4/8) mengatakan pihaknya berencana menanam kedelai varietas anjasmoro.

Sesuai arahan bupati, pihaknya juga akan memperluas penyebaran atau pemakaian pupuk organik hasil produksi TOSS Center ke subak lain di sekitar TOSS ini. Upaya ini dilakukan agar petani mulai terbiasa dengan penggunaan pupuk organik, yang dianggap lebih bersahabat dengan tanah agar tetap subur.

Baca juga:  Klungkung Undur Rencana Vaksinasi Perdana

Selain itu, keberadaan TOSS yang sudah mampu mengolah sampah menjadi pupuk organik, juga dapat dirasakan oleh para petani setempat, dalam memenuhi kebutuhan pupuknya. “Kali ini akan disebarkan sebanyak 2 ton pupuk organik Black gold di lahan seluas 6,51are, di sejumlah lahan di Subak Kusamba dan lahan milik Balai Bibit Utama Provinsi Bali di Desa Kusamba,” katanya.

Juanida menambahkan, pihaknya bersama Bupati Klungkung Nyoman Suwirta, juga sudah melakukan langsung aktivitas pemupukan dengan pupuk organik di lahan tersebut. Ini sejalan dengan program pemerintah daerah yang menginginkan agar pertanian terus mengarah pada pertanian organik.

Baca juga:  Desa Adat Ababi Gelar Pelebon "Jero Ketut"

Dengan cara ini, ke depan diharapkan produk pertanian organik akan semakin mampu bersaing. Harganya juga semakin stabil dan mampu dibeli oleh semua golongan masyarakat.

Bupati Klungkung Nyoman Suwirta, mengatakan Pemkab Klungkung akan terus memberi pupuk organik secara gratis kepada petani. Setelah mengembangkan kedelai, juga akan diuji coba pada tanaman cabai dan bawang yang selama ini merupakan penyumbang inflasi di Klungkung. Khususnya saat hari raya. “Penggunaan pupuk kimia memang tidak bisa dihentikan seketika, namun bisa dilakukan secara perlahan, sehingga penggunaan akan dikurangi, digantikan dengan organik. Harga produk pertanian organik nantinya diharapkan bisa sama dengan hasil pertanian biasa, sehingga produk organik bisa dinikmati siapa saja. Karena jauh lebih sehat,” kata Bupati Suwirta. (Bagiarta/balipost)

Baca juga:  Jelang Pemungutan Suara, Logistik Pemilu Didistribusikan ke Nusa Penida
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *