AMLAPURA, BALIPOST.com – Harapan masyarakat Bali khususnya krama Bali beragama Hindu untuk memiliki kawasan Pura Agung Besakih yang tertata akan segera terwujud. Pura Agung Besakih yang lebih dikenal sebagai “Mother Temple”, tak lama lagi akan jauh dari kesan semrawut, macet, penuh sesak, kotor, dan lalu lalang pedangang asongan.
Umat Hindu akan lebih khusuk dan fokus dalam melaksanakan persembahyangan. Hal tersebut terlihat langsung dilokasi Pengembangan Kawasan Suci Pura Besakih saat Gubernur Bali, Wayan Koster yang turut didampingi Kapolda Bali, Irjen. Pol. Putu Jayan Danu Putra meninjau langsung pengerjaan proyek, Sabtu (13/8).
Berkat kegigihan Gubernur asal Desa Sembiran Buleleng yang juga menjabat Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini memperjuangkan Pengembangan Kawasan Suci Besakih, berhasil mendapatkan pembiayaan pembangunan infrastruktur, salah satu dari sekian proyek yang bersumber dari APBN oleh Pemerintah Pusat. Pengembangan dan pelindungan ini bertujuan membangun akses jalan dan sirkulasi pergerakan yang efisien di dalam kawasan dan menyediakan fasilitas penunjang kegiatan spiritual, pariwisata dan kegiatan ekonomi masyarakat lokal yang berkualitas, menyediakan tempat parkir, kios, toilet yang cukup dan nyaman bagi masyarakat.
“Saya harap kita bisa bekerja penuh komitmen dan tanggungjawab, saya yakin bapak-bapak bisa merealisasikan pekerjaan tepat waktu sesuai target. Kami siap mendukung, saling dukung, demi kepentingan umat kita di Bali. Mungkin sedikit yang perlu diperhatikan, yakni pengerjaan proyek yang bertepatan dengan musim penghujan, agar bisa diantisipasi,” cetus Gubernur Koster menyampaikan harapannya di hadapan jajaran konsultan dan kontraktor.
Adapun pengembangan yang diajukan oleh Gubernur jebolan ITB yang sangat concern terhadap pelestarian alam, adat, budaya dan seni warisan leluhur Bali. Dibagi ke dalam 2 jenis pekerjaan, yakni Proyek Infrastruktur Perlindungan Kawasan Suci Besakih oleh Cipta Karya dan Proyek Overview Penataan Kawasan Pura Besakih oleh PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk.
Seperti dipaparkan oleh pihak Cipta Karya, pengerjaan proyek infrastruktur dengan nilai sekitar Rp201 miliar ini dan waktu pelaksanaan 501 hari, meliputi pengembangan di kawasan Manik Mas, Bencingah dan Margi Agung. Untuk kawasan Manik Mas dibangun areal parkir bertingkat tiga yang dklaim mampu menampung sekitar 1.400 kendaraan roda 2 dan 88 unit kendaraan roda empat, serta terdapat kios, ruang tunggu dengan kapasitas 215 unit kursi, kantor desa, pelataran Pura Manik Mas, bahkan dilengkapi fasilitas puskemas dan sekolah dasar.
Sementara areal bencingah yang tidak hanya menata pelataran pura dan kawasannya, namun juga dibangun areal khusus UMKM sekitar 75 unit guna memfasilitasi para pedagang. Sehingga transaksi jual beli tidak mengganggu perjalanan para pemedek menuju pura.
Para pemedek yang berminat pun seusai bersembahyang bisa berbelanja dengan leluasa. Di sisi lain, penataan area Margi Agung difokuskan pada penataan ruas jalan sepanjang Margi Agung dan penataan Candi Bentar serta Pesucian Manik Mas.
“Dari total pekerjaan dengan rencana target per hari ini sekitar 73%, telah terealisasi 78,9%, jadi terdapat deviasi sekitar 5,9%. Waktu yang tersisa sekitar 120 hari, kami optimis bisa selesai. Bahkan ada beberapa bangunan yang ditarget usai bulan Agustus ini,” ujar pihak Cipta Karya mengamini harapan Gubernur Bali.
Sementara untuk pengerjaan Proyek Overview Penataan Kawasan Pura Besakih, berdasarkan paparan pihak PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk pengerjaan seluruh proyek overview seluruh kawasan tersebut telah terealisasi 46% lebih, dari target sekitar 37% per 13 Agustus 2022. Proyek ini menelan anggaran sekitar Rp378 miliar lebih.
Dari progress pengerjaan yang sudah terlaksana, penataan kawasan yang sangat disakralkan disucikan oleh masyarakat Bali ini pun optimis bisa selesai tepat waktu. Di lokasi terlihat keindahan, kemegahan dan keagungan Pura Suci Besakih semakin terlihat.
Semoga, harapan kesucian Pura Besakih yang lebih terjaga oleh masyarakat Bali bisa terwujud nyata tanpa harus merugikan keberadaan masyarakat sekitarnya yang menggantungkan hidupnya dari ramainya para pemedek yang tangkil.
Tidak semata-mata mendengarkan paparan dari pelaksana, Gubernur Koster bersama rombongan pun langsung meninjau dengan berjalan kaki, mengelilingi setiap area pengembangan. Seusai meninjau Pengembangan Kawasan Suci Pura Besakih, Gubernur Koster dan masih didampingi Kapolda Bali melanjutkan perjalanan untuk meninjau penataan Daerah Aliran Sungai (DAS) rencana Pembangunan Pusat Kebudayaan Bali di Gunaksa, Klungkung.
Gubernur Bali pada kesempatan itu meninjau rencana pembangunan jembatan penghubung antara sisi barat dan sisi timur sungai, serta direncanakan dengan desain yang ikonik sehingga menambah kesan indah kawasan tersebut. Pada rencana awal, jembatan tersebut tidak masuk dalam perencanaan.
Namun karena kebutuhan, akhirnya kembali direncanakan ulang, dan saat ini sudah pada tahap pengerjaan tiang pancang. Gubernur Koster bersama Kapolda Bali pun berkesempatan mulang sarana upacara yang telah disiapkan pihak manajemen konsultan ke area DAS, guna memohon keselamatan bagi para pekerja dan kelancaran pembangunan yang telah direncanakan.
Tampak pula hadir mendampingi Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Pemukiman Provinsi Bali Nusakti Yasa Wedha dan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Bali Dewa Tagel Wirasa. (kmb/balipost)