MANGUPURA, BALIPOST.com – Desa Adat Pecatu, Kuta Selatan, Badung, kembali menggelar Karya Pitra Yadnya (Ngaben) Pranawa Bhuawa Kosa, Manusa Yadnya lan Atma Wedana (Nyekah) Malgia Punggel tahun 2022. Prosesi ini telah dimulai sejak 13 Juli lalu yang puncaknya pada Selasa 16 Agustus 2022.
Menurut Bendesa Adat Pecatu, I Made Sumerta, kegiatan Pitra Yadnya, Manusa Yadnya dan Atma Wedana yang digelar secara massal ini, kembali digelar untuk meringankan beban krama. Pembiayaan dilakukan melalui program Ida Ngaben yang diprogramkan desa adat untuk meringankan beban warga. Program ini telah diterapkan mulai dari krama baru lahir, mengikuti program ini dengan menabung di LPD Desa Setempat. Total sebesar Rp9,5 juta ditanggung oleh desa adat. “Semua yang ikut ngaben ini, dibiayai melalui program Ida Ngaben dari LPD,” katanya.
Made Sumerta yang juga Anggota DPRD Badung ini berharap karya ini berjalan dengan baik. Dikatakan masyarakat Desa Adat Pecatu saling bahu-membahu dan kompak untuk mendukung dan menyukseskan kegiatan yadnya ini. Tentu ke depan pihaknya berharap, selain bisa meringankan beban krama, tentunya ngaben massal ini juga bisa menjadi ajang silaturahmi bagi krama, yang mana para krama ini bisa saling sapa. “Kami berharap melalui pelaksanaan karya secara massal ini bisa meringankan beban krama serta bisa menjadi ajang silaturahmi antarkrama,” harapnya.
Upacara ngaben massal seperti ini lanjut dia, rutin digelar setiap tiga tahun sekali. Untuk Selasa 16 Agustus 2022 ini, merupakan puncaknya untuk acara pitra yadnya. Pesertanya sebanyak 173 sawa ditambah 91 yang ngelungah 13 yang ngelangkir. Sebanyak 50 paibon di Desa Pecatu ikut pada kegiatan kali ini. Selain itu ada juga prosesi ngangkid sebanyak 358, yang dilaksanakan di pantai labuan sait.
Sementara itu, Ketua Panitia Karya, I Wayan Teja mengatakan, terkait rangkaian upacara Pitra Yadnya, Manusa Yadnya dan Atma Wedana, telah dimulai sejak 13 Juli 2022. Untuk Selasa (16/8) merupakan prosesi puncak upacara ngaben massal, yang kemudian akan dilanjutkan pada tanggal 22 Agustus yakni upacara ngangkid yang diikuti sebanyak 358, dan tanggal 23 Agustus prosesi metatah yang diikuti sebanyak 158 orang, dan puncak atma wedana penyekahan. Rangkaian upacara ini akan berakhir pada tanggal 24 Agustus dengan prosesi Nyegara Gunung, yang dilanjutkan dengan prosesi di rumah masing-masing.
Puncak karya ini di-puput oleh sebanyak 26 sulinggih, dan sebagai yajamana karya yakni Ida Pandita Dukuh Acarya Daksa, dari Griya Padukuhan Samyaga, Denpasar Timur. Terkait tingkatan upacara yang diambil sama seperti tiga tahun lalu yakni tingkatan utama. Dengan prosesi maligia punggel dan Patra yadnya menggunakan Wana Kosa. (Yudi Karnaedi/balipost)