Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa (FKIK Unwar) menggelar Warmadewa International Conference On Stunting (WICOS) 2022: Challenges and Future Perspectives. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa (FKIK Unwar) menggelar Warmadewa International Conference On Stunting (WICOS) 2022: Challenges and Future Perspectives. International Conference digelar selama 2 hari (19 – 20 Agustus 2022) secara hybrid yang dipusatkan di Gedung FKIK Unwar.

Narasumber hari pertama, yaitu Irma Ardiana, MD., M.APS. (Director of Family Development for Toddlers and Children, BKKBN Indonesia), Prof. dr. Endang Achadi, MPH.,DR (PH). (The Head of Indonesian Association of Medical Nutrition Physician), Breanne E. Lott, PhD.,MPH. (University of Arizona, USA), Dr. Azizah Mat Hussin (UniKL Institute of Medical Science Technology, Malaysia), dan Allene Mae N. Marapao, PhD.,RND. (Central Mindanau University, Philipines).

Baca juga:  Lima Hari Pulang dari RSJ, ODGJ Bakar Rumahnya

Narasumber hari kedua, yaitu dr. Anak Agung Sagung Mas Dwipayani, M.Kes. (The Head Division of Public Health, Bali Provincial Health Office), Dr. Che Wan Jasimah bt Wan Mohamed Radzi (University of Malaya, Malaysia), Dr. Ni Ketut Sutiari, SKM., M.Si. (University of Udayana, Bali), dan dr. Komang Triyani Kartinawati, MPH. (Warmadewa University, Bali).

Dekan FKIK Unwar, dr. I Gusti Ngurah Anom Murdhana, Sp.FK., menjelaskan konferensi ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi civitas akademika dalam mengembangkan pengetahuan tentang tantangan kesehatan global. Khususnya stunting melalui program pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

Baca juga:  Prodi S1 Ilmu Hukum FH Unwar Pertahankan Akreditasi Unggul

Tema utama dalam program ini adalah optimalisasi 1.000 hari pertama kehidupan, yang dikaitkan dengan pengentasan stunting. Sebab, pengerdilan adalah masalah prioritas tinggi di bidang kesehatan masyarakat dan saat ini menjadi tantangan fokus global.

Rektor Unwar, Prof. dr. Dewa Putu Widjana, DAP&E., Sp.ParK., mengatakan menurut laporan WHO, satu dari setiap sepuluh anak di bawah usia lima tahun mengalami stunting. Satu dari setiap sepuluh memiliki berat badan kurang atau terlalu kurus untuk usia mereka.

Baca juga:  Hasil Survey, Bangli Peringkat Ketiga Kasus Stunting di Bali

“Saya sangat berharap melalui presentasi dan diskusi ini, setelahnya kita semua dapat berkontribusi untuk memecahkan masalah stunting di negara kita sendiri. Walaupun kontribusinya mungkin kecil, tapi tetap berharga,” harap Prof. Widjana.

Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Provinsi Bali, Dr. Drs. Anak Agung Gede Oka Wisnumurti, M.Si., mengatakan stunting menjadi isu penting secara global. Pemerintah Indonesia telah menerapkan program untuk mengurangi percepatan stunting sejak tahun 2018 dengan menyusun Strategi Nasional Percepatan Pengurangan Stunting Tahun 2018–2024 sebagai acuan bagi semua pihak untuk melaksanakan percepatan pengurangan stunting. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *