Salah satu SD Negeri di Melaya yang mengalami kerusakan berat di Jembrana dan dipastikan baru tahun depan diperbaiki. (BP/Dokumen)

NEGARA, BALIPOST.com – Di tengah persoalan sejumlah bangunan sekolah negeri di Jembrana rusak, bantuan untuk fisik bersumber dari pusat (Dana Alokasi Khusus) tahun ini tidak terserap dengan maksimal. Dari total DAK pendidikan Rp 16 miliar untuk Kabupaten Jembrana, sekitar Rp 7 miliar batal lantaran telat tender. Ada enam paket rehab atau pembangunan bangunan sekolah SD dan SMP Negeri yang batal lantaran tender melebihi batas waktu 31 Juli 2022.

Enam paket pekerjaan fisik itu sudah tender dan beberapa sudah ada pemenang sesuai yang diumumkan di LPSE Pemkab Jembrana. Akan tetapi pekerjaan batal karena anggaran menguap lantaran tender masih berlangsung melewati batas waktu sesuai petunjuk teknis DAK.

Baca juga:  Krismoni, Siswa SLB Bangli Wakili Bali ke Tingkat Nasional

Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Dikpora) Jembrana, I Gusti Anom Saputra, Minggu (21/8), mengaku masih menunggu kepastian apakah masih bisa diterima hingga akhir Agustus ini. Sebab, tahun sebelumnya, batas akhir tender hingga 31 Agustus. Tetapi di tahun ini, batas akhir sampai 31 Juli. Sehingga beberapa paket tender yang masih berjalan batal. “Karena waktu dibatasi, sebelumnya 31 Agustus, tahun ini batas 31 Juli sehingga ada enam paket yang batal. Paket yang sebelum 31 Juli masih bisa dikerjakan,” terang mantan Camat Jembrana ini.

Dinas menurutnya masih mengajukan lagi beberapa sekolah yang tahun ini sejatinya mendapatkan bantuan DAK. Tetapi untuk kepastian apakah disetujui atau tidak, menurutnya tetap berdasarkan data Dapodik masing-masing sekolah. Dari total DAK pendidikan Rp 16 miliar menurutnya yang tidak jalan 6 paket fisik tender dengan total sekitar Rp 7 miliar.

Baca juga:  Gadis Ini Harapkan Bantuan untuk Bisa Bersekolah

Sedangkan DAK pendidikan non fisik (diluar pembangunan gedung), menurutnya masih jalan. Seperti pengadaan media pembelajaran, PIK dan lain-lain berdasarkan e-katalog. Tahun depan, menurutnya juga telah diusulkan DAK fisik untuk belasan sekolah yang mengalami kerusakan berat dan sedang. Terdiri dari 9 SDN, 4 SMPN dan 1 TK Negeri. Belum termasuk yang tahun ini batal karena keterlambatan tender.

Pembangunan fisik dari DAK yang batal terdapat enam paket. Di antaranya 10 SD Negeri dan 1 SMP Negeri yang batal. Rinciannya yang batal di tender, Pembangunan laboratorium komputer SMPN 2 Pekutatan senilai Rp 475 juta, Rehab ruang kelas (SDN 1 Yeh Sumbul, SDN 3 Yehembang Kauh) Rp 640 juta, pembangunan ruang perpustakaan (SDN 1 Loloan Timur, SDN 1 Loloan Barat) Rp 367 juta, Rehab Ruang kelas (SD 5 Baluk, SD 4 Kaliakah) Rp 1,2 Miliar, rehab ruang kelas (SDN 5 Tukadaya, SDN 3 Tukadaya) Rp 1,1 miliar dan pembangunan toilet/jamban (SDN 5 Pendem, SDN 1 Pendem) senilai Rp 302 juta. (Surya Dharma/Balipost)

Baca juga:  Hari Ini, Tambahan Pasien Sembuh Lebih Banyak dari Kasus COVID-19
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *