DENPASAR, BALIPOST.com – Kasus cacar monyet telah masuk ke Indonesia. Untuk mencegah penyebarannya ke Pulau Dewata, Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Kesehatan telah melakukan antisipasi.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, I Nyoman Gede Anom, mengatakan bahwa antisipasi masuknya cacar monyet ke Pulau Dewata telah dilakukan sejak 1,5 bulan lalu. Hal ini dilakukan sesuai dengan imbauan Kementerian Kesehatan RI agar jangan sampai cacar monyet melanda Bali sebab menjadi tuan rumah KTT G20.
Antisipasi pertama, paparnya, pihak Diskes bekerja sama dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) untuk menjaga pintu-pintu masuk dengan menyiapkan fasilitas thermo scanner (pemindai suhu) terhadap seluruh pengguna jasa, baik petugas maupun penumpang. “Tugas kami di Dinas Kesehatan, pertama memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar tetap menerapkan pola hidup bersih dan sehat, dan juga menghimbau seluruh kabupaten/kota dan rumah sakit untuk siap siaga kalau ada kasus cacar monyet di Bali. Kedua, gencar melakukan surveillance (pengawasan, red) untuk mendeteksi sedini mungkin kalau ada kasus yang terlewatkan di KKP,” ujar Kadiskes seusai mengikuti Rapat Paripuran ke-24 DPRD Provinsi Bali, Senin (22/8).
Dikatakan, bahwa penyebaran virus cacar monyet ini bisa melalui pernafasan dan kontak erat. Gejala yang timbul yaitu demam tinggi, kemudian 1-3 hari muncul bintik-bintik seperti cacar di kulit, terutama pada wajah, tangan, dan kaki.
Setelah itu, kelenjar getah bening bengkak. “Kalau masyarakat ada mengalami gejala itu, cepat sedini mungkin datang ke pelayanan kesehatan, karena pencegahan sedini mungkin bisa meringankan gejala dan penyebarannya,” tandasnya.
Untuk sarana dan prasarana fasilitas kesehatan, Gede Anom mengaku sangat siap untuk menangani. Sebab, secara umum penanganan cacar monyet sama seperti penanganan cacar air. (Winatha/balipost)