Dr. dr. Agus Roy Rusly Hariantana Hamid, SpBP-RE(K), FICS (kanan) memberikan keterangan terkait kondisi pasien luka bakar akibat kompor meledak saat ngaben massal di Desa Adat Selat, Blahbatuh. (BP/edi)

DENPASAR, BALIPOST.com – Dari enam korban meledaknya kompor pembakaran jenazah saat ngaben massal di Desa Adat Selat, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, masih ada empat orang yang menjalani perawatan di RSUP Prof. Ngoerah. Dua korban yakni Bagus Oscar Horizon dan Kadek Gian Pramana Putra dinyatakan meninggal dunia karena luka bakar parah yang diderita.e

Menurut Staf Medis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik RSUP Prof. Ngoerah, Dr. dr. Agus Roy Rusly Hariantana Hamid, SpBP-RE(K), FICS, Senin (22/8) empat pasien segera dioperasi. Dua orang pasien akan mendapat tindakan operasi pada Selasa (23/8) dan dua lainnya dioperasi, Rabu (24/8).

Ia menjelaskan pasien dengan luas luka 70 persen, saat ini kondisinya belum stabil atas nama I Kadek Dwi Putra Jaya (30). Dikatakan, pasien ini cairannya kurang stabil dari luas luka bakar. “Kita mengejar kecukupan cairan dan mempertahankan jalan nafas pasien. Memang saat ini pasien tidak terintubasi, hanya menggunakan masker nafas untuk mencegah penyebab kematian akibat gangguan jalan nafas,” katanya, Senin (22/8).

Baca juga:  Kabar Gembira!! 61 Persen Kabupaten/Kota Jumlah Kasus COVID-19 Aktifnya di Bawah 50 Orang

Untuk pasien kedua, usia 11 tahun, Gusti Ngurah Pradita dengan luas luka bakar 38 persen. Meskipun luka bakar di bawah 50 persen, dikatakannya kondisi ini cukup berat apalagi di  bawah umur 15 tahun. “Saat ini kondisinya stabil, namun masih ada demam. Kami juga berkoordinasi dengan tim dari dokter anak, penyakit dalam, untuk menangani gejala-gejala Hipermetabolik pada pasien luka bakar,” terangnya.

Pasien ketiga, pasien dengan luas luka bakar 54 persen atas nama Ketut Adi Wiranata (32). Kondisinya saat ini cukup stabil, karena tidak ada sesak, tidak ada panas, tapi tetap perlu dilakukan penanganan dan  monitoring cukup ketat.

Baca juga:  Dewan Pelajari Koordinat Zona Otoritas KSOP Benoa

Selanjutnya pasien keempat, dengan luka bakar 43,5 persen atas nama I Gusti Made Budiarta (49). Saat ini, kondisi pasien cukup stabil, karena luka hanya di punggung dan dada. Tapi kata dia, tetap perlu penanganan dan monitoring karena luka bakar lebih dari 30 persen.

“Dari keempat pasien ini, kami telah berencana melakukan tindakan operasi pembuangan jaringan mati pada Selasa (23/8). Ada dua orang pasien, Gusti Ngurah Pradita, dan Ketut Adi Wiranata. Kita ambil tindakan operasi, pembuangan jaringan mati dan pengambilan jaringan kulit yang baru. Semoga besok bisa stabil dan tidak ada kendala. Dari Hemoglobin, Agumon Protein bisa cukup. Bisa berjalan dengan lancar,” harapnya.

Baca juga:  Masyarakat Buleleng Apresiasi Kerja Keras Gubernur Koster Bersama Wagub Cok Ace

Sementara itu, untuk pasien lainnya, I Gusti Made Budiarta dan I Kadek Dwi Putra Jaya, rencananya akan dilakukan Rabu (24/8). Dengan pengambilan tindakan operasi untuk memutus risiko infeksi dari luka bakar ini.

Keempatnya saat ini dalam kondisi sadar. “Kalau lancar ini, pemulihan bisa selama 3-6 bulan. Rencananya besok dilakukan operasi, ada beberapa kulit yang normal, itu akan diambil dan ditutup di bagian jaringan yang mati. Rata-rata bagian yang parah, di bagian dada dan punggung. Ini akan diganti dengan jaringan kulit yang baru. Ini nantinya akan diusahakan  di bagian dada agar bisa bernafas dan kalau jaringan mati dibiarkan, akan meneka jalan nafas,” terangnya. (Yudi Karnaedi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *