Komando Operasi Udara (Koopsud) II TNI Angkatan Udara, yang mencakup wilayah Indonesia bagian tengah, menggelar latihan parasailing pasca emergency eject bagi penerbang tempur di Tanjung Benoa, Jumat (16/9). (BP/edi)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Komando Operasi Udara (Koopsud) II TNI Angkatan Udara, yang mencakup wilayah Indonesia bagian tengah, menggelar latihan parasailing pasca emergency eject bagi penerbang tempur. Latihan diikuti sebanyak 30 penerbang ini dipusatkan di kawasan Watersport Tanjung Benoa, Jumat (16/9).

Ditemui di sela kegiatan latihan, Panglima Komando Operasi Udara (Koopsud) II Marsekal Muda TNI Widyargo Ikoputra, S.E., M.M., CIQar., mengatakan, latihan yang digelar ini sebagai upaya untuk merefresh kembali kemampuan para penerbang dalam melakukan pendaratan. Dalam latihan ini, diibaratkan para penerbang tempur ini mengalami kondisi emergency keluar dari pesawat atau emergency eject.

Baca juga:  Dunia Pariwisata Berduka, Ramia Adnyana Berpulang

Setelah eject, para penerbang harus bisa mendarat di darat maupun di air menggunakan parasut. Oleh karena itu, tujuan utama latihan ini adalah mengasah kemampuan untuk bisa melakukannya. Pada latihan ini, khususnya mendarat di air, ada teknik-teknik khusus yang harus diperhatikan. Salah satunya, mereka harus bisa melepas parasut sesaat sebelum mendarat di air.

Tentu hal inilah yang paling penting diperhatikan, karena kalau tidak bisa melepas parasut saat mendarat di air, mereka bisa tergulung parasutnya dan berakibat fatal bagi mereka. “Jadi latihan ini diperuntukkan bagi para penerbang tempur, pasca mereka keluar dari pesawat. Karena memang ada beberapa kejadian di masa lalu, ada pilot yang eject, kemudian terjun yang mendarat di air dan tidak sempat melepas parasutnya. Jadi ini menjadi fatal accident,” katanya.

Baca juga:  Bulan Bahasa Bali Upaya Pelestarian, Pengembangan, dan Pemajuan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali

Bali, khususnya kawasan Tanjung Benoa dipilih sebagai lokasi latihan karena fasilitas parasailingnya lengkap. “Bali dipilih sebagai lokasi latihan, karena fasilitas parasailing sangat lengkap di Tanjung Benoa. Tentu ini akan mempermudah latihan,” paparnya.

Untuk jumlah peserta yang berpartisipasi, ada total sebanyak 30 orang dari sejumlah Skadron, yakni penerbang tempur dari skadron Udara 3, 14, 15 Lanud Iswahyudi, Skadron udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh, dan Skadron udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin. Latihan ini rutin digelar setiap tahun dengan jumlah penerbang disesuaikan. (Yudi Karnaedi/balipost)

Baca juga:  Kades Mesti Berinovasi untuk Sejahterakan Masyarakat
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *