JAKARTA, BALIPOST.com – Pemerintah menyiapkan skema buka tutup untuk menghindari terjadinya penumpukan dan kepadatan di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali. Pemberlakuan buka tutup ini jelang puncak KTT G20 pada 15-16 November 2022.
Kepala Biro Komunikasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Andreas Dipi Patria, Selasa (27/9), menjelaskan skema buka-tutup sudah dikoordinasikan dengan PT Angkasa Pura I (Persero) sebagai pengelola bandara, AirNav sebagai pengelola navigasi penerbangan serta otoritas bandara. “Open-close (buka-tutup) bandara ini akan disesuaikan dengan jadwal-jadwal yang akan didesain sedemikian rupa sehingga penerbangan komersil diharapkan dapat memilih di jadwal-jadwal terbuka untuk perkiraan waktu landing di Bali,” katanya dikutip dari Kantor Berita Antara.
Ada pun slot waktu saat bandara tutup, lanjut Andreas, akan digunakan oleh para delegasi. Pemerintah akan menawarkan slot tersebut kepada negara-negara dan undangan melalui kedutaan besar dan perwakilan mereka di Indonesia.
“Contoh ada beberapa negara yang memilih mendarat atau kepala negaranya akan tiba pukul 01.00 malam ada yang pukul 04.00 pagi dan seterusnya sehingga buka tutup ini akan mendistribusikan beban baik landing dan take off pesawat di Bandara Ngurah Rai,” jelasnya.
Andreas menuturkan trafik penerbangan di Bandara Ngurah Rai memang sempat anjlok selama pandemi COVID-19 dua tahun terakhir, terlebih lantaran penerbangan internasional ditutup. Namun, seiring pemulihan yang berlangsung, trafik penerbangan di bandara tersebut mulai perlahan meningkat. Bahkan tercatat sudah mencapai 60-75 persen per September 2022.
Tingginya trafik penerbangan ke Bali diperkirakan bisa terus meningkat hingga hari H puncak KTT G20 pada pertengahan November mendatang. Oleh karena itu, Andreas menyebut strategi buka-tutup diharapkan bisa mengatur lalu lintas penerbangan agar tidak terjadi penumpukan di bandara.
Terlebih selama pelaksanaan KTT G20, pesawat delegasi akan menginap/parkir di bandara sekitar Bali. “Kita berharap semua proses pada saat saat H-2 sampe H-1 akan ditata sedemikian rupa,” katanya.
Andreas menambahkan, Kemenko Marves selaku Ketua Bidang Dukungan Penyelenggara Acara KTT G20 telah meminta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk mengimbau pengelola pariwisata untuk memberikan travel note kepada pelaku wisata untuk mengurangi jadwal kegiatan pada hari H pelaksanaan KTT G20.
“Karena hari itu tentu ada penutupan bandara, mungkin ada penurunan sedikit penerbangan komersil dan lainnya. Dan tentu untuk menghindari orang yang sudah akan datang ke Bali tapi tidak dapat hotel,” kata Andreas. (kmb/balipost)