BANGLI, BALIPOST.com – Sejak empat hari terakhir, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kabupaten Bangli kesulitan mendapatkan solar. Kondisi itu berdampak pada terganggunya pelayanan pengangkutan sampah di masyarakat.
Sekretaris DLH Kabupaten Gusti Laksana Rabu (28/9) mengatakan pihaknya sulit mendapat solar karena stok solar di beberapa SPBU kosong. Untuk bisa dapat solar, pihaknya sampai harus mencari hingga ke Gianyar.
Meski dapat membeli, tapi jumlahnya dibatasi oleh pihak SPBU. “Satu truk paling hanya bisa isi (solar) Rp200 ribu,” ungkapnya.
Karena sulit dapat solar, Laksana mengatakan pihaknya saat ini terpaksa hanya mengoperasikan 3-4 truk pengangkut sampah. Padahal total jumlah truk pengangkut sampah yang dimiliki ada 14 truk. “Sisanya tidur,” ujarnya.
Langkanya solar, diakuinya berdampak pada pelayanan pengangkutan sampah di masyarakat. DLH Bangli terpaksa melakukan pengangkutan sampah secara bergilir.
Pengangkutan sampah di satu wilayah yang biasanya dilakukan tiap hari, kini diangkut dua hari sekali. Laksana tak memungkiri hal itu menuai komplin masyarakat. “Tapi masyarakat juga sudah mengerti dengan kondisi kami yang susah dapat solar,” katanya.
Selain untuk alat berat, DLH Bangli juga membutuhkan solar untuk bahan bakar alat berat di tempat pembuangan akhir (TPA). Karena solar langka, kegiatan pengurukan sampah di TPA jadi tersendat.
Pihaknya berharap ketersediaan solar di Bangli bisa normal kembali. “Kalau tidak ada BBM sama dengan perut kosong, tidak bisa jalan,” tandasnya. (Dayu Swasrina/balipost)