Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta saat menghadiri salah satu kegiatan Gertak di Kabupaten Badung tahun 2019 lalu. (BP/Dokumen)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Program gerakan serentak (Gertak) Badung Bersih macet di tengah jalan. Program bersih-bersih irigasi yang dilaksanakan setiap Jumat dan Minggu ini terhenti sejak dua tahun terakhir.

Karena macetnya program ini, beberapa sungai mulai dikeluhkan lantaran banyak sampahnya. Keluhan tersebut sempat disampaikan sampaikan warga Desa Sedang, Abiansemal saat kunjungan Ketua DPR RI Puan Maharani, Kamis (29/9).

Salah seorang warga, I Gusti Ngurah Jaya Putra, mengatakan, permasalahan utama dalam pertanian adalah adanya sampah kiriman pada saluran irigasi. Untuk mengatasi masalah ini, pihaknya mendapatkan saran agar membangun TPS3R.

Namun, hingga kini rencana membangun TPS3R belum dapat terealisasi akibat tidak memiliki anggaran. “Masalahnya sampai sekarang kami belum bisa untuk membangun, makanya hanya tinggal kenangan saja, hanya bisa berharap. Lahannya itu 27 are yang berada di sekitar lahan pertanian,” ujarnya.

Baca juga:  Per Hari, Pengungsi di Klungkung Konsumsi 4,4 Ton Beras

Pihaknya berharap, agar nantinya ada program dari pemerintah pusat maupun lainnya, membantu pembangunan TPS3R. Sehingga dengan cepat dapat merealisasikan program dari Bupati Badung dan Gubernur Bali.

Seperti diketahui, program yang membuat Bupati Badung dan pejabat lainnya rela berkotor-kotor dan masuk gorong-gorong itu, tidak kunjung dilaksanakan dari 2020 sampai triwulan ke 3 di 2022. Belum diketahui secara pasti apa penyebab mandeknya program yang sebelumnya disebut-sebut sebagai program Badung Bersih dari Sampah itu.

Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta dikonfirmasi malah mengaku program Gertak itu masih jalan. Hanya saja, karena Badung masih fokus untuk meningkatkan PAD di tengah pandemi COVID-19, program itu terhenti. “Kita harus melihat pandemi itu agar menjadi endemi, sehingga nanti kita akan bergerak masalah itu (Gertak, red),” ungkapnya.

Baca juga:  Bupati Giri Prasta Paparkan Kapasitas Perubahan APBD Dalam Penanganan Covid-19

Pejabat asal Desa Pelaga, Petang ini menjelaskan, mengenai soal TPS3R yang juga dikeluhkan akan diberikan dana Rp 600 juta pada anggaran perubahan 2022. “Saya sudah siapkan Rp600 juta untuk masing-masing TPS3R, nanti akan dikembangkan lagi untuk kelengkapannya. Saya juga berharap APBDes yang dimiliki setiap desa itu diarahkan untuk TPS3R. Jangan sampai APBDes untuk merekrut pegawai lagi,” terangnya.

Sejatinya, kata Giri Prasta saat ini terdapat pengerjaan TPS3R di 24 Desa/Kelurahan. Bahkan, nantinya akan ada tiga TPST di Kabupaten Badung, sehingga nantinya residu dari TPS3R akan diolah di tempat tersebut. Sementara untuk sisanya akan dikerjakan pada APBD perubahan 2022.

Baca juga:  Cegah Overtourism, Ini Solusi Dua Cawagub Bali di Debat Perdana

Seperti diketahui, program Gertak biasanya digelar sebulan sekali setiap Jumat di minggu pertama pada bulan berjalan. Program ini dilaksanakan serentak di seluruh desa dan kelurahan.

Aparatur Sipil Negara (ASN) Kabupaten Badung pun turun dalam program bersih-bersih itu di tempat terpisah sesuai dengan dinas, dan bagian yang ada di Pemkab Badung. Saat program Gertak Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta pun terjun langsung ikut melakukan bersih-bersih.

Bahkan orang nomor satu di Kabupaten Badung itu rela basah-basahan, kotor-kotoran hingga masuk gorong-gorong demi membersihkan wilayah Badung. Tak tanggung-tanggung, Giri Prasta juga turun ke selokan untuk memperlancar aliran air dari sumbatan sampah. (Parwata/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *