DENPASAR, BALIPOST.com – Pariwisata Bali yang pasar utamanya adalah wisatawan mancanegara (wisman) tentu harus bersiap terhadap ancaman resesi global yang diprediksi terjadi pada 2023. Pelaku pariwisata diminta jeli melihat negara-negara yang peluang resesinya rendah.
Menteri Pariwsiata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, Sandiaga Salahuddin Uno saat disinggung terkait negara yang tingkat resesinya rendah dan berpeluang melakukan kunjungan wisata mengatakan, ada 5 negara telah dipetakan menjadi pasar utama saat ini. Bali harus melakukan fokus melirik negara-negara ini, yakni Australia, Singapura, Malaysia, India dan Inggris. “Itu (data) per hari ini,” ungkapnya saat ditemui di Sanur, Denpasar, Rabu (5/10).
Lebih lanjut dikatakannya dari kelima negara tersebut akan ada tekanan permintaan, terutama Inggris. Sandiaga meyakini dengan kekuatan produk pariwisata yang dimiliki bangsa ini berbasis alam dan budaya, akan bisa menjaga ritme kebangkitan dan momentum kepulihan pariwisata.
Pihaknya menargetkan pada 2023 bisa mencapai angka 5 juta wisman yang berkunjung ke Indoensia. “Tahun ini sudah 2,5 juta (kunjungan wisman),” ungkapnya.
Ia mengatakan yang sangat menentukan pariwisata untuk tahun depan yaitu wisatawan nusantara. Itu yang akan digenjot hingga mencapai angka 1,4 miliar pergerakan.
Pariwisata Bali dikatakannya masih sangat diminati. Hanya saja harus disikapi dengan kehati-hatian. “Harapan kami kunjungan tetap akan meningkat seiring jumlah penerbangan yang terus bergerak,” terangnya.
Selain pariwisata, Bali yang memiliki beragam produk keratif dikatakannya berpeluang pada pasar ekspor. Salah satu kuncinya yaitu beralih ke digital yang kini pada marketplace sudah bisa membantu. “Ekspor ini tidak hanya meningkatkan devisa tapi juga menyerap tenaga kerja,” imbuhnya. (Widi Astuti/bisnisbali)